Timur Tengah yang kaya minyak membuat warganya ikut makmur. Warga di sana pun terkenal tak segan membuang mobil di jalanan begitu saja, begitu mobilnya sudah tak layak lagi dipakai menurut ukuran mereka.
Padahal mungkin bagi beberapa orang, mobil tersebut masih sangat bagus dan bisa dimanfaatkan.
Tengok saja seperti dikutip dari dari crankandpiston, Kamis (22/4/2010) pemilik Jaguar XJ220 ini rela meninggalkan begitu saja sedan sport tersebut di sebuah gurun di Qatar. Entah apa yang terbesit di benak pemilik Jaguar XJ220 satu ini.
Kondisi Jaguar XJ220 sangat memilukan hingga warnanya pun kusam tidak ada yang menjemputnya, dibiarkan begitu saja. Padahal odometernya masih menunjukkan angka 900 km. Wow sebuah mobil tak bertuan.
Padahal Jaguar XJ220 bisa dibilang bukan sembarang mobil. Jaguar XJ220 yang merupakan mobil sport yang dikembangkan oleh Jaguar bersama Tom Walkinshaw Racing, dimana pertama kali dipamerkan pada tahun 1988 sebagai mobil konsep dan diproduksi pada 1992 sampai 1994.
Jumlah produksinya pun terbatas yakni hanya 281 unit saja dalam kurun waktu 2 tahun. Di balik kap mesinnya, Jaguar XJ220 mengadopsi mesin berkapasitas 3,500 cc V6 twin-turbo yang bisa mengeluarkan tenaga hingga 542 Hp dengan torsi sebesar 645 Nm. Dari mesin tersebut Jaguar XJ220 bisa mencapai kecepatan maksimum hingga 220 mph dulunya. Sang pembesut juga menyiapkan mesin 6.200 cc dengan tenaga 500 Hp dengan sistem penggerak 4 roda all-wheel drive (AWD).
Kendati demikian, harga Jaguar XJ220 masih menorehkan harga yang cukup wah. Akibat modelnya yang futuristik, Jaguar XJ220 biasa memiliki nilai jual hingga 115.000 euro atau sekitar Rp 1,4 miliar.
Namun dengan segudang angka menakjubkan itu, tetap saja, Jaguar XJ220 pun dibiarkan merana di padang pasir. (VIVAnews Forums)
Baca selengkapnya..
19/04/10
Dalam Mimpi Dua Lelaki
Pembaca yang budiman, di sini pada kesempatan yang baik ini pula, aku ingin mnegajak pembaca sekalian untuk ikut merasakan apa yang aku rasakan dalam kehidupanku ini.
Curahan hatiku yang akan aku beberkan semua di sini tanpa harus membuka jati diriku yang sesungguhnya. Mungkin semua orang atau bahkan seluruh dunia bila melihatku pasti langsung bisa menebak kalau aku seorang gadis yang amat sangat lugu dan polos, terlihat dari penampilanku, gaya bicaraku, cara pandangku, jalan pikiranku. Semuanya setuju memvonis kalau aku gadis yang lugu.
Nah, mungkin dari kepolosanku itulah ladang usaha bagi seseorang untuk membodohiku bahkan sampai menyakitiku.
Tepatnya waktu aku berumur 21 tahun datanglah seorang pemuda ke dalam kehidupanku. Mungkin dari kepolosanku waktu itu, aku langsung mengiyakan ketika dia mengajak berpacaran. Juga dari keluguanku itulah aku berpikir, bahwa semua pemuda itu baik, sehingga aku berani memutuskan pacaran walaupun baru dalam 2 minggu perkenalan.
Hari-hariku menjadi indah, dunia seakan milik berdua. Karena itu adalah cinta pertamaku. Kenangan yang tak pernah tergantikan. Khayalanku pun semakin tinggi, aku berharap dia adalah lelaki yang diciptakan untukku, jadi pasanganku, jadi jodohku untuk yang pertama dan terakhir dalam kehidupanku.
Tapi mimpi tak selamanya jadi kenyataan, keinginan tak selamanya bisa terwujud, dan khayalan tak selamanya sesuai harapan.
Saat kubuka dan kubaca surat beramplop kuning, di bait terakhir bertuliskan "semoga dukamu hari ini menjadi senyummu di hari esok". Hatiku hancur berkeping-keping. Cinta pertamaku putus di tengah jalan. Aku tidak bisa menerima semua ini. Dia lebih memilih wanita lain yang memang jauh lebih segala-galanya dari diriku. Sedangkan aku hanya punya cinta dan kesetiaan. Tak lebih dari itu.
Mimpiku musnah sudah. Rencana pernikahan yang pernah kami rancang, harus aku kubur sendiri dalam-dalam. Saat itu aku hanya bisa menangis dan larut dalam kesedihan. Dalam kegelisahanku, aku pernah berniat untuk mengakhiri hidupku. Alhamdulillah, karena sedikit bekal ilmu agama aku mengurungkan niatku, bahwa seseorang tak berhak meminta paksa nyawa seseorang apalagi nyawanya sendiri. Tapi aku harus bangkit, aku harus menerima dan siap menghadapi kenyataan terburuk sekalipun. Mungkin itu adalah konsekwensinya orang bercinta. yah, patah hati.
Perlahan namun pasti, itulah yang aku rasakan waktu itu. Aku mulai membuka lembaran-lembaran hidupku yang baru dan menutup rapat-rapat kenangan masa laluku yang suram.
Enam bulan berlalu, ada peristiwa yang tak pernah terlupakan dalam hidupku. Aku dipaksa kawin orangtuaku dengan seseorang yang sama sekali tidak aku cintai. Terasa belum pulih ingatanku tentang cinta pertamaku yang putus di tengah jalan, sudah ada masalah yang siap menanti.
Hatiku hancur manakala orangtuaku menyetujui pernikahan itu. Mengapa mereka tidak menanyakan hal itu kepadaku, bukankah itu hak seorang gadis untuk menerima atau menolak pinangan seseorang?
Dua bulan kemudian pernikahan itu berlangsung. Aku mungkin bisa saja menggagalkan pernikahan itu dengan cara kabur atau apalah, tapi itu tidak bisa menyelesaikan masalah. Aku harus menjaga nama baik keluargaku di mata masyarakat, walaupun harus dengan mengorbankan diriku sendiri.
Ketika aku resmi menjadi seorang istri, aku hanya bisa berharap ini adalah yang terbaik untukku. Awal dari kebahagiaanku. Tapi aku merasa diriku ditakdirkan hanya untuk menderita. Kebahagiaan seakan sealalu menjauh dari kehidupanku. Semua yang aku impikan dalam pernikahanku ternyata awal dari penderitaan hidupku yang sesungguhnya.
Pertama mneginjakkan kaki di rumah suamiku, aku disambut wajah masam oleh ibu mertuaku, pertanda ketidaksukaannya padaku. Tapi mengapa dia tidak menghentikan saja pernikahanku bila tidak bisa menerima kehadiranku? Seandainya dia tidak mengijinkan pernikahan itu terjadi, aku pasti akan berbahagia dan tidak akan merasakan semuanya ini. tapi nasi sudah menjadi bubur, aku harus tegar menjalani semua ini.
Hari-hari bertambah kelam. Seperti di neraka, panas dan membosankan. Sebutan kere dan sial selalu mnejadi makanan sehari-hariku, apalagi bila suamiku tidak ada di rumah, aku seperti mendengarkan radio non-stop yang selalu mengusik panas di telinga. Aku memang selalu mengeluh pada Tuhan, mengapa kau mendapat suami yang sama sekali tidak aku cintai dan ibu mertua yang sangat membenciku.
Selang beberapa bulan aku hamil, dan akhirnya melahirkan seorang anak laki-laki. Aku berharap dengan melahirkan cucunya, ibu mertuaku bisa mengubah sikapnya ke aku. Ternyata tidak sama sekali, ia masih tetap acuh tak acuh kepadaku.
Akhirnya kami berdua sepakat untuk mempunyai rumah sendiri. Aku mulai membuka diri untuk suamiku. AKu merasa sangat membutuhkannya. Dia memang suami yang baik dan bertanggung jawab. Perlahan aku mulai mencintainya. AKu juga merasa sangat bahagia karena sudah tidak satu atap lagi dengan ibu mertuaku. Tapi kebahagiaan itu hanya sekejap aku rasakan. Dia masih saja mengganggu kehidupan rumah tanggaku.
Tak beberapa lama, ibu mertuaku mengalami sakit keras. kabar yang sangat mengagetkan, lebih mengagetkan lagi ketika dia memberikan pilihan kepada suamiku; melihat ibunya meninggal atau harus menceraikna istrinya. Dua hal yang sangat membingungkan hati suamiku, antara ibu yang telah melahirkan dan membesarkan atau istri yang telah memberikan keturunan.
Aku bingung, dalam kondisi seperti itu pun ibu mertuaku masih saja membenciku, hanya karena kau terlahir dari keluarga yang tidak mampu.
Ketakutan yang kusimpan sendiri akhirnya terjawab sudah. Suamiku lebih memilih ibunya daripada harus mempertahankan rumah tangganya. Seperti disambar gledek di siang bolong ketika suamiku mengucapkan talak satu kepadaku. Linangan air mata tak terbendung lagi. Rasa cinta yang mulai kupupuk kini luntur sudah bersamaan dengan derasnya air mata yang mengalir. rasa itu lebih menyakitkan daripada cinta pertamaku yang putus di tengah jalan. Tapi aku harus kuat menjalani semua ini. Aku tidak boleh larut dalam kesedihan, karena itu perbuatan sia-sia, seperti membuang garm ke laut.
Aku memutuskan untuk pulang ke rumah orangtuaku. Dengan status janda ku orang-orang di sekelilingku mulai membicarakanku. Singkat cerita, aku dipertemukan kembali dengan cinta pertamaku yang kebetulan sudah meduda selama dua tahun karena dicampakkan istrinya. Aku bersimpati kepadanya seolah aku lupa akan semuahal menyakitkan yang pernah dilakukan kepadaku. Karena status yang sama, akhirnya kami semakin dekat. benih-benih cinta kini mulai tumbuh kembali, istilahnya cinta lama bersemi kembali.
Kebahagiaan serasa menghampiri kehidupanku waktu itu. tapi di tengah kebahagiaan itu, datang mantan suamiku. Dia mengajakku rujuk kembali. Dia merasa sudah tidak ada yang menghalangi untuk hidup bersamaku lagi, karena ibunya sudah meninggal. Dia ingin kumpul lagi seperti dulu, bahagia bersama ayah-ibunya. Sedangkan aku seperti mendapat tekanan batin. Aku sudah terlanjur janji untuk hidup bersama dengan cinta pertamaku.
Aku dihadapkan pada persoalan yang rumit. Dihadapkan pada dua lelaki yang pernah masuk dalam kehidupanku sekaligus yang pernah menyakitiku. Aku bingung dengan semua ini. Satu sisi aku ingin hidup bahagia bersama cinta pertamaku, juga aku merasa tidak sanggup berpisah darinya. Sisi lain bila kau melihat buah hatiku, orang yang paling aku sayangi di dunia ini, menderita, aku paling tidak tega. Aku tidak tega menghancurkan harapannya untuk kumpul bersama ayah dan ibunya.
Pembaca, seandainya itu terjadi pada Anda, siapakah yang akan Anda pilih? Haruskan menuruti ego dan buah hati menderita, ataukah menuruti sang buah hati tapi hati terasa tersiksa? Aku mohon pecahkanlah permasalanku...
Kisah Arifah dari Welahan Jepara (suaramerdeka.com) Baca selengkapnya..
Curahan hatiku yang akan aku beberkan semua di sini tanpa harus membuka jati diriku yang sesungguhnya. Mungkin semua orang atau bahkan seluruh dunia bila melihatku pasti langsung bisa menebak kalau aku seorang gadis yang amat sangat lugu dan polos, terlihat dari penampilanku, gaya bicaraku, cara pandangku, jalan pikiranku. Semuanya setuju memvonis kalau aku gadis yang lugu.
Nah, mungkin dari kepolosanku itulah ladang usaha bagi seseorang untuk membodohiku bahkan sampai menyakitiku.
Tepatnya waktu aku berumur 21 tahun datanglah seorang pemuda ke dalam kehidupanku. Mungkin dari kepolosanku waktu itu, aku langsung mengiyakan ketika dia mengajak berpacaran. Juga dari keluguanku itulah aku berpikir, bahwa semua pemuda itu baik, sehingga aku berani memutuskan pacaran walaupun baru dalam 2 minggu perkenalan.
Hari-hariku menjadi indah, dunia seakan milik berdua. Karena itu adalah cinta pertamaku. Kenangan yang tak pernah tergantikan. Khayalanku pun semakin tinggi, aku berharap dia adalah lelaki yang diciptakan untukku, jadi pasanganku, jadi jodohku untuk yang pertama dan terakhir dalam kehidupanku.
Tapi mimpi tak selamanya jadi kenyataan, keinginan tak selamanya bisa terwujud, dan khayalan tak selamanya sesuai harapan.
Saat kubuka dan kubaca surat beramplop kuning, di bait terakhir bertuliskan "semoga dukamu hari ini menjadi senyummu di hari esok". Hatiku hancur berkeping-keping. Cinta pertamaku putus di tengah jalan. Aku tidak bisa menerima semua ini. Dia lebih memilih wanita lain yang memang jauh lebih segala-galanya dari diriku. Sedangkan aku hanya punya cinta dan kesetiaan. Tak lebih dari itu.
Mimpiku musnah sudah. Rencana pernikahan yang pernah kami rancang, harus aku kubur sendiri dalam-dalam. Saat itu aku hanya bisa menangis dan larut dalam kesedihan. Dalam kegelisahanku, aku pernah berniat untuk mengakhiri hidupku. Alhamdulillah, karena sedikit bekal ilmu agama aku mengurungkan niatku, bahwa seseorang tak berhak meminta paksa nyawa seseorang apalagi nyawanya sendiri. Tapi aku harus bangkit, aku harus menerima dan siap menghadapi kenyataan terburuk sekalipun. Mungkin itu adalah konsekwensinya orang bercinta. yah, patah hati.
Perlahan namun pasti, itulah yang aku rasakan waktu itu. Aku mulai membuka lembaran-lembaran hidupku yang baru dan menutup rapat-rapat kenangan masa laluku yang suram.
Enam bulan berlalu, ada peristiwa yang tak pernah terlupakan dalam hidupku. Aku dipaksa kawin orangtuaku dengan seseorang yang sama sekali tidak aku cintai. Terasa belum pulih ingatanku tentang cinta pertamaku yang putus di tengah jalan, sudah ada masalah yang siap menanti.
Hatiku hancur manakala orangtuaku menyetujui pernikahan itu. Mengapa mereka tidak menanyakan hal itu kepadaku, bukankah itu hak seorang gadis untuk menerima atau menolak pinangan seseorang?
Dua bulan kemudian pernikahan itu berlangsung. Aku mungkin bisa saja menggagalkan pernikahan itu dengan cara kabur atau apalah, tapi itu tidak bisa menyelesaikan masalah. Aku harus menjaga nama baik keluargaku di mata masyarakat, walaupun harus dengan mengorbankan diriku sendiri.
Ketika aku resmi menjadi seorang istri, aku hanya bisa berharap ini adalah yang terbaik untukku. Awal dari kebahagiaanku. Tapi aku merasa diriku ditakdirkan hanya untuk menderita. Kebahagiaan seakan sealalu menjauh dari kehidupanku. Semua yang aku impikan dalam pernikahanku ternyata awal dari penderitaan hidupku yang sesungguhnya.
Pertama mneginjakkan kaki di rumah suamiku, aku disambut wajah masam oleh ibu mertuaku, pertanda ketidaksukaannya padaku. Tapi mengapa dia tidak menghentikan saja pernikahanku bila tidak bisa menerima kehadiranku? Seandainya dia tidak mengijinkan pernikahan itu terjadi, aku pasti akan berbahagia dan tidak akan merasakan semuanya ini. tapi nasi sudah menjadi bubur, aku harus tegar menjalani semua ini.
Hari-hari bertambah kelam. Seperti di neraka, panas dan membosankan. Sebutan kere dan sial selalu mnejadi makanan sehari-hariku, apalagi bila suamiku tidak ada di rumah, aku seperti mendengarkan radio non-stop yang selalu mengusik panas di telinga. Aku memang selalu mengeluh pada Tuhan, mengapa kau mendapat suami yang sama sekali tidak aku cintai dan ibu mertua yang sangat membenciku.
Selang beberapa bulan aku hamil, dan akhirnya melahirkan seorang anak laki-laki. Aku berharap dengan melahirkan cucunya, ibu mertuaku bisa mengubah sikapnya ke aku. Ternyata tidak sama sekali, ia masih tetap acuh tak acuh kepadaku.
Akhirnya kami berdua sepakat untuk mempunyai rumah sendiri. Aku mulai membuka diri untuk suamiku. AKu merasa sangat membutuhkannya. Dia memang suami yang baik dan bertanggung jawab. Perlahan aku mulai mencintainya. AKu juga merasa sangat bahagia karena sudah tidak satu atap lagi dengan ibu mertuaku. Tapi kebahagiaan itu hanya sekejap aku rasakan. Dia masih saja mengganggu kehidupan rumah tanggaku.
Tak beberapa lama, ibu mertuaku mengalami sakit keras. kabar yang sangat mengagetkan, lebih mengagetkan lagi ketika dia memberikan pilihan kepada suamiku; melihat ibunya meninggal atau harus menceraikna istrinya. Dua hal yang sangat membingungkan hati suamiku, antara ibu yang telah melahirkan dan membesarkan atau istri yang telah memberikan keturunan.
Aku bingung, dalam kondisi seperti itu pun ibu mertuaku masih saja membenciku, hanya karena kau terlahir dari keluarga yang tidak mampu.
Ketakutan yang kusimpan sendiri akhirnya terjawab sudah. Suamiku lebih memilih ibunya daripada harus mempertahankan rumah tangganya. Seperti disambar gledek di siang bolong ketika suamiku mengucapkan talak satu kepadaku. Linangan air mata tak terbendung lagi. Rasa cinta yang mulai kupupuk kini luntur sudah bersamaan dengan derasnya air mata yang mengalir. rasa itu lebih menyakitkan daripada cinta pertamaku yang putus di tengah jalan. Tapi aku harus kuat menjalani semua ini. Aku tidak boleh larut dalam kesedihan, karena itu perbuatan sia-sia, seperti membuang garm ke laut.
Aku memutuskan untuk pulang ke rumah orangtuaku. Dengan status janda ku orang-orang di sekelilingku mulai membicarakanku. Singkat cerita, aku dipertemukan kembali dengan cinta pertamaku yang kebetulan sudah meduda selama dua tahun karena dicampakkan istrinya. Aku bersimpati kepadanya seolah aku lupa akan semuahal menyakitkan yang pernah dilakukan kepadaku. Karena status yang sama, akhirnya kami semakin dekat. benih-benih cinta kini mulai tumbuh kembali, istilahnya cinta lama bersemi kembali.
Kebahagiaan serasa menghampiri kehidupanku waktu itu. tapi di tengah kebahagiaan itu, datang mantan suamiku. Dia mengajakku rujuk kembali. Dia merasa sudah tidak ada yang menghalangi untuk hidup bersamaku lagi, karena ibunya sudah meninggal. Dia ingin kumpul lagi seperti dulu, bahagia bersama ayah-ibunya. Sedangkan aku seperti mendapat tekanan batin. Aku sudah terlanjur janji untuk hidup bersama dengan cinta pertamaku.
Aku dihadapkan pada persoalan yang rumit. Dihadapkan pada dua lelaki yang pernah masuk dalam kehidupanku sekaligus yang pernah menyakitiku. Aku bingung dengan semua ini. Satu sisi aku ingin hidup bahagia bersama cinta pertamaku, juga aku merasa tidak sanggup berpisah darinya. Sisi lain bila kau melihat buah hatiku, orang yang paling aku sayangi di dunia ini, menderita, aku paling tidak tega. Aku tidak tega menghancurkan harapannya untuk kumpul bersama ayah dan ibunya.
Pembaca, seandainya itu terjadi pada Anda, siapakah yang akan Anda pilih? Haruskan menuruti ego dan buah hati menderita, ataukah menuruti sang buah hati tapi hati terasa tersiksa? Aku mohon pecahkanlah permasalanku...
Kisah Arifah dari Welahan Jepara (suaramerdeka.com) Baca selengkapnya..
Aku Mulai Lelah Mencintainya....
Aku begitu mencintainya. Tak pernah ada orang lain ketika kami berpacaran, juga setelah menikah. Duniaku adalah dirinya saja. Tapi kini, aku merasa telah lelah.
Telah 4 tahun aku menikah. Anak satu, 2 tahun. Aku bekerja, suami juga. Kami sama-sama berkantor. Pulangku jam 4 sore, dan dia lebih malam, selepas atau sebelum maghrib. Tapi hal itu tetap membuat kami selalu dapat berkomunikasi, aku tak mengabaikannya, dia tak mengabaikanku. Masalahku cuma satu, kadang aku merasa lelah.
Mengapa lelah? Bukankah di rumah telah ada pembantu, yang juga menjaga dan merawat anakku? Ya. Yang kumaksud lelah di sini adalah aku merasa di rumah tangga ini sendirian. Suamiku terlalu mandiri. Dia tak pernah merasakan kesulitan apa pun.
Jika pulang, dia akan bermain sebentar dengan anakku, berbincang atau makan malam, lalu suntuk di ruang kerja. Sampai pagi. Dan selalu aku sendirian, menonton teve, berbicara dengan pembantu. Lalu tidur. Kadang aku ingatkan dia untuk tidur, tapi dia sibuk dengan meja gambarnya.
Tanpa terasa, sudah 4 tahun begitu. Empat tahun nyaris kami tak pernah berangkat tidur bersama. Juga bangun bersama. Aku membangunkannya ketika akan berangkat, karena aku masuk pukul 7 pagi, dia bisa pukul 8. Begitu terus. Terjadwal. Kadang, malam aku dia bangunkan, karena dia ingin "bermesraan". Dan kemudian aku tertidur lagi.
Aku merasa hal itu mulanya biasa. Tapi, ketika bergaul dengan teman-teman, dan mendengar cerita mereka yang lengkap tentang suami dan keluarga, aku mulai merasa ada yang salah.
Aku jadi sadar, betapa aku bergerak sendiri, suami bertidan sendiri. Soal air, listrik, bayaran pembantu, biaya rumah tangga, suami tidak pernah tahu. Benar dia selalu memberikan uang belanja yang cukup. Maksud aku, dia tidak pernah tahu berapa jumlah kesemua itu. Dia tak pernah tahu apakah telepon telah dibayar, listrik telah jatuh tempo, pembantu dapat bonus atau tidak. Semua urusanku. Dia tidak tahu harga susu anakku, mainan-mainannya, juga harga pakaian-pakaianku. Seperti aku juga, yang ternyata tidak tahu berapa harga handphonenya, komputer di ruang kerja, juga laptopnya. Aku juga tidak tahu harga sepatunya, bagaimana kredit mobil, kredit rumah, dan lainnya. Semua diurus suami.
Aku merasa ini aneh. Merasa aneh setelah aku tahu, bahwa tidak harus begitu menjalankan rumahtangga. Harus ada satu nahkoda, agar arah tetap jelas.
Aku jadi ingat, bahwa aku tidak pernah meminta bermesraan duluan. Dan kutahu kini, itu tidak wajar. Aku selalu menunggu, kadang sembari terkantuk-kantuk, sampai dia membangunkanku, untuk bercinta. Aku tak pernah menjadi subjek dalam hubungan suami istri kami, tapi objek. Jika suami butuh aku harus siap.
Kusadari kini, aku juga tidak pernah lagi orgasme setelah melahirkan. Dan aku tahu itu juga tidak benar. Selama ini aku menerima hal itu, sebagai bagian dari fungsiku sebagai istri. Asal suami puas, meregang-regang di atas tbuhku, aku pun merasa senang dan puas. Aku lega bisa membuat dia begitu. Itulah caraku untuk terus mencintanya. Terkata, dari teman-temanku, itu salah. Aku harus juga mendapatkan hal yang sama. Suamiku juga harus memberikan hal itu, sebagai tugas cintanya.
Selama ini, dia tak pernah tahu gajiku, dan aku tak memberitahunya. Kuanggap itu tak penting. Tapi kini aku tahu, suamiku seharusnya bertanya dan menghargai gajiku. Kuingat, selama ini dia memang tak pernah memujiku. Tak pernah memujiku. Ini gila. Aku berdandan, memakai baju baru, sepatu, bahkan membelikan baju untuk anakku, iya iya, benar, dia tak pernah memuji. Hanya melihat saja.
Aku jadi sadar, bahwa suamiku sesungguhnya tidak pernah masuk dalam kehidupanku. Tidak pernah terikut, terkait, bersama. Urusanku itu urusanku sendiri. Ajaib. Ya ya, dia bahkan tak pernah tahu kalau keponakanku telah bertambah, dan kaget ketika menyadari. Dia tak protes ketika pembantu kuganti. Dia tak merasa aneh dengan perabotan rumah yang susunan berganti. Suamiku seperti tak menyadarinya. Atau dia tak menganggap penting semua perubahan-perubahan itu.
Ya, iya, kini kudasari, kedamaian kami itu bukan hal yang wajar. Sangat amat tidak wajar. Bukan kelengangan yang asyik. Kami tak pernah bertengkar bukan karena saling memahami. Justru karena kami tak pernah bersama. Kami tak bertengkar karena kepentingan kami tak pernah bergesekan. Dia dalam dunianya, aku dalam duniaku. Gila, ini sungguh gila. Ini rumah tangga semacam apa? Ini bukan cara mencinta seperti yang aku inginkan!
Aku berusaha mendekatkan dunia kami. Sia-sia. Suamiku memang tak dapat terlibat atau dilibatkan. Dia milik dunianya, aku milik duniaku. Aku ingat, tak pernah sekalipun dia bertanya SMS yang kuterima, teleponm yang kudapatkan. Kukira itu karena dia percaya. Tapi tidak, aku sadar kini, itu bukan percaya. Itu tanda dia tak peduli. Aku mendapat telepon tengah malam pun, dia tak terganggu. Ya, itu tanda bahwa dia memang tak peduli.
Ya Tuhan, sesungguhnya dari apa rumah tanggaku ini dibangun? Di atas pondasi seperti apa? Mengapa aku tak menyadarinya, dan merasa semua aman, damai, sentosa? Mengapa kini aku terbuka, dan merasa betapa hidupku ini begitu datar, lelah, dan membosankan? Mengapa aku merasa lelah untuk menjadi istrinya?
Apakah aku meminta terlalu banyak? Rasanya tidak? Aku hanya ingin kami terlibat satu-sama lain, dia ada di duniaku, aku pun ada di dunianya. Aku hanya ingin menjadkan kami sebagai tim, yang bisa saling memberi dan berbagi, bukan dengan pembagian yang semacam kami jalani ini. Apakah aku salah berharap dapat berangkat tidur bersama, dipeluk, dan bangun lalu makan bersama? Apakah itu tuntutan yang mengada-ada?
Tuhan, bantulah aku mengatasi kelelahan ini, biar aku tetap dapat menjadi istri dalam kondisi apa pun, biar aku dapat terus menyelamatkan rumah tangga ini.
sumber : suaramerdeka.com Baca selengkapnya..
Telah 4 tahun aku menikah. Anak satu, 2 tahun. Aku bekerja, suami juga. Kami sama-sama berkantor. Pulangku jam 4 sore, dan dia lebih malam, selepas atau sebelum maghrib. Tapi hal itu tetap membuat kami selalu dapat berkomunikasi, aku tak mengabaikannya, dia tak mengabaikanku. Masalahku cuma satu, kadang aku merasa lelah.
Mengapa lelah? Bukankah di rumah telah ada pembantu, yang juga menjaga dan merawat anakku? Ya. Yang kumaksud lelah di sini adalah aku merasa di rumah tangga ini sendirian. Suamiku terlalu mandiri. Dia tak pernah merasakan kesulitan apa pun.
Jika pulang, dia akan bermain sebentar dengan anakku, berbincang atau makan malam, lalu suntuk di ruang kerja. Sampai pagi. Dan selalu aku sendirian, menonton teve, berbicara dengan pembantu. Lalu tidur. Kadang aku ingatkan dia untuk tidur, tapi dia sibuk dengan meja gambarnya.
Tanpa terasa, sudah 4 tahun begitu. Empat tahun nyaris kami tak pernah berangkat tidur bersama. Juga bangun bersama. Aku membangunkannya ketika akan berangkat, karena aku masuk pukul 7 pagi, dia bisa pukul 8. Begitu terus. Terjadwal. Kadang, malam aku dia bangunkan, karena dia ingin "bermesraan". Dan kemudian aku tertidur lagi.
Aku merasa hal itu mulanya biasa. Tapi, ketika bergaul dengan teman-teman, dan mendengar cerita mereka yang lengkap tentang suami dan keluarga, aku mulai merasa ada yang salah.
Aku jadi sadar, betapa aku bergerak sendiri, suami bertidan sendiri. Soal air, listrik, bayaran pembantu, biaya rumah tangga, suami tidak pernah tahu. Benar dia selalu memberikan uang belanja yang cukup. Maksud aku, dia tidak pernah tahu berapa jumlah kesemua itu. Dia tak pernah tahu apakah telepon telah dibayar, listrik telah jatuh tempo, pembantu dapat bonus atau tidak. Semua urusanku. Dia tidak tahu harga susu anakku, mainan-mainannya, juga harga pakaian-pakaianku. Seperti aku juga, yang ternyata tidak tahu berapa harga handphonenya, komputer di ruang kerja, juga laptopnya. Aku juga tidak tahu harga sepatunya, bagaimana kredit mobil, kredit rumah, dan lainnya. Semua diurus suami.
Aku merasa ini aneh. Merasa aneh setelah aku tahu, bahwa tidak harus begitu menjalankan rumahtangga. Harus ada satu nahkoda, agar arah tetap jelas.
Aku jadi ingat, bahwa aku tidak pernah meminta bermesraan duluan. Dan kutahu kini, itu tidak wajar. Aku selalu menunggu, kadang sembari terkantuk-kantuk, sampai dia membangunkanku, untuk bercinta. Aku tak pernah menjadi subjek dalam hubungan suami istri kami, tapi objek. Jika suami butuh aku harus siap.
Kusadari kini, aku juga tidak pernah lagi orgasme setelah melahirkan. Dan aku tahu itu juga tidak benar. Selama ini aku menerima hal itu, sebagai bagian dari fungsiku sebagai istri. Asal suami puas, meregang-regang di atas tbuhku, aku pun merasa senang dan puas. Aku lega bisa membuat dia begitu. Itulah caraku untuk terus mencintanya. Terkata, dari teman-temanku, itu salah. Aku harus juga mendapatkan hal yang sama. Suamiku juga harus memberikan hal itu, sebagai tugas cintanya.
Selama ini, dia tak pernah tahu gajiku, dan aku tak memberitahunya. Kuanggap itu tak penting. Tapi kini aku tahu, suamiku seharusnya bertanya dan menghargai gajiku. Kuingat, selama ini dia memang tak pernah memujiku. Tak pernah memujiku. Ini gila. Aku berdandan, memakai baju baru, sepatu, bahkan membelikan baju untuk anakku, iya iya, benar, dia tak pernah memuji. Hanya melihat saja.
Aku jadi sadar, bahwa suamiku sesungguhnya tidak pernah masuk dalam kehidupanku. Tidak pernah terikut, terkait, bersama. Urusanku itu urusanku sendiri. Ajaib. Ya ya, dia bahkan tak pernah tahu kalau keponakanku telah bertambah, dan kaget ketika menyadari. Dia tak protes ketika pembantu kuganti. Dia tak merasa aneh dengan perabotan rumah yang susunan berganti. Suamiku seperti tak menyadarinya. Atau dia tak menganggap penting semua perubahan-perubahan itu.
Ya, iya, kini kudasari, kedamaian kami itu bukan hal yang wajar. Sangat amat tidak wajar. Bukan kelengangan yang asyik. Kami tak pernah bertengkar bukan karena saling memahami. Justru karena kami tak pernah bersama. Kami tak bertengkar karena kepentingan kami tak pernah bergesekan. Dia dalam dunianya, aku dalam duniaku. Gila, ini sungguh gila. Ini rumah tangga semacam apa? Ini bukan cara mencinta seperti yang aku inginkan!
Aku berusaha mendekatkan dunia kami. Sia-sia. Suamiku memang tak dapat terlibat atau dilibatkan. Dia milik dunianya, aku milik duniaku. Aku ingat, tak pernah sekalipun dia bertanya SMS yang kuterima, teleponm yang kudapatkan. Kukira itu karena dia percaya. Tapi tidak, aku sadar kini, itu bukan percaya. Itu tanda dia tak peduli. Aku mendapat telepon tengah malam pun, dia tak terganggu. Ya, itu tanda bahwa dia memang tak peduli.
Ya Tuhan, sesungguhnya dari apa rumah tanggaku ini dibangun? Di atas pondasi seperti apa? Mengapa aku tak menyadarinya, dan merasa semua aman, damai, sentosa? Mengapa kini aku terbuka, dan merasa betapa hidupku ini begitu datar, lelah, dan membosankan? Mengapa aku merasa lelah untuk menjadi istrinya?
Apakah aku meminta terlalu banyak? Rasanya tidak? Aku hanya ingin kami terlibat satu-sama lain, dia ada di duniaku, aku pun ada di dunianya. Aku hanya ingin menjadkan kami sebagai tim, yang bisa saling memberi dan berbagi, bukan dengan pembagian yang semacam kami jalani ini. Apakah aku salah berharap dapat berangkat tidur bersama, dipeluk, dan bangun lalu makan bersama? Apakah itu tuntutan yang mengada-ada?
Tuhan, bantulah aku mengatasi kelelahan ini, biar aku tetap dapat menjadi istri dalam kondisi apa pun, biar aku dapat terus menyelamatkan rumah tangga ini.
sumber : suaramerdeka.com Baca selengkapnya..
Fakta Lain Seputar Nikotin
Nikotin selama ini dikenal sebagai zat yang terkandung dalam rokok dan bisa menyebabkan ketergantungan. Tapi ada beberapa fakta lain seputar nikotin yang belum diketahui masyarakat.
Orang-orang Indian adalah orang yang mengajarkan seluruh dunia untuk merokok. Hal ini diketahui dari ekspedisi Christopher Columbus yang membawa daun tembakau pertama kali yang diberikan oleh kepala Indian ke Eropa.
Saat itu orang-orang Eropa mudah tertipu dan menggunakan tembakau sebagai obat untuk sakit kepala, kelelahan dan mudah tersinggung.
Komponen utama tanaman ini yang diberi nama nikotin ditemukan oleh duta besar Prancis Jean Nicot pada pertengahan abad XIV, saat itu masyarakat mempercayai nikotin sebagai obat.
Tapi setengah abad kemudian baru diketahui bahaya tembakau dan asapnya bagi tubuh manusia, tapi hanya beberapa orang saja yang mampu berkata tidak terhadap tembakau.
Seperti dikutip dari Buzzle dan nicotinefacts, Senin (19/4/2010) ada beberapa fakta lain mengenai nikotin yang masih jarang diketahui oleh masyarakat, yaitu:
1. Sebagian besar perokok mempercayai bahwa efek dari rokok bisa membuat tenang.
Tapi psikolog tidak setuju dengan hal tersebut. Meurutnya bukan pengaruh asap rokok dan nikotin yang menenangkan, melainkan refleks dari mengisap.
Para dokter menyarankan bagi orang yang mengalami insomnia berat bisa mengonsumsi susu atau cairan lain melalui sedotan, karena efek mengisap ini bisa menenangkan.
2. Nikotin bisa benar-benar bermanfaat sebagai obat jika digunakan dengan benar dan dosis yang akurat. Namun selama ini orang menggunakan nikotin untuk hal yang berbeda dan dalam dosis yang tinggi.
3. Dalam American Journal of Psychiatry diketahui bahwa reaksi nikotin dengan oksigen dapat membentuk asam nicotinic. Efek dari turunan senyawa ini bisa bermanfaat bagi tubuh manusia yaitu menenagkan, meningkatkan suasana hati dan merangsang aktivitas otak, fungsi motorik dan memori. Jika molekul nikotin diubah sedemikian rupa tidak akan menyebabkan kecanduan seperti rokok.
4. Para dokter memiliki istilah wajah perokok, karena kulit orang yang merokok 25-40 persen lebih tipis dibanding non-perokok. Semakin lama seseorang merokok, maka semakin berkurang kadar kolagen dan elastinnya. Namun jika seseorang belum terlalu lama merokok, kulit dan wajahnya bisa membaik.
5. Psikolog menggolongkan perokok berat sebagai pencari petualangan. Secara sadar atau lebih seringnya tidak sadar, mereka ingin mendapatkan adrenalin yang lebih dan mengabaikan potensi bahaya tak heran banyak iklan rokok yang menggunakan olahraga ekstrim sebagai ilustrasinya.
6. Sangat sedikit para ibu yang siap untuk melepaskan kebiasaan berbahaya ini bagi kesehatan bayinya. Padahal kebiasaan merokok yang dilakukan oleh ibu bisa berdampak terhadap kesehatan anaknya saat masih di dalam rahim atau tidak, karena dapat menghambat asupan oksigen ke anak.
7. Sebuah studi menuturkan anak yang mengalami alergi terhadap debu, bulu binatang, alergi makanan, penyakit perut atau rongga gigi bisa disebabkan oleh asap rokok yang terhirup.
8. Ada berbagai metode yang bisa dilakukan agar bisa berhenti merokok, tapi metode asli yang pertama kali diusulkan oleh seorang desainer Inggris untuk menyapih rokok melalui asbak yaitu dengan menampilkan sesuatu yang seram di asbaknya. Beberapa orang bisa berhenti merokok dengan metode ini, tapi ada juga yang tidak berhasil.
(Vera Farah Bararah - detikHealth) Baca selengkapnya..
Orang-orang Indian adalah orang yang mengajarkan seluruh dunia untuk merokok. Hal ini diketahui dari ekspedisi Christopher Columbus yang membawa daun tembakau pertama kali yang diberikan oleh kepala Indian ke Eropa.
Saat itu orang-orang Eropa mudah tertipu dan menggunakan tembakau sebagai obat untuk sakit kepala, kelelahan dan mudah tersinggung.
Komponen utama tanaman ini yang diberi nama nikotin ditemukan oleh duta besar Prancis Jean Nicot pada pertengahan abad XIV, saat itu masyarakat mempercayai nikotin sebagai obat.
Tapi setengah abad kemudian baru diketahui bahaya tembakau dan asapnya bagi tubuh manusia, tapi hanya beberapa orang saja yang mampu berkata tidak terhadap tembakau.
Seperti dikutip dari Buzzle dan nicotinefacts, Senin (19/4/2010) ada beberapa fakta lain mengenai nikotin yang masih jarang diketahui oleh masyarakat, yaitu:
1. Sebagian besar perokok mempercayai bahwa efek dari rokok bisa membuat tenang.
Tapi psikolog tidak setuju dengan hal tersebut. Meurutnya bukan pengaruh asap rokok dan nikotin yang menenangkan, melainkan refleks dari mengisap.
Para dokter menyarankan bagi orang yang mengalami insomnia berat bisa mengonsumsi susu atau cairan lain melalui sedotan, karena efek mengisap ini bisa menenangkan.
2. Nikotin bisa benar-benar bermanfaat sebagai obat jika digunakan dengan benar dan dosis yang akurat. Namun selama ini orang menggunakan nikotin untuk hal yang berbeda dan dalam dosis yang tinggi.
3. Dalam American Journal of Psychiatry diketahui bahwa reaksi nikotin dengan oksigen dapat membentuk asam nicotinic. Efek dari turunan senyawa ini bisa bermanfaat bagi tubuh manusia yaitu menenagkan, meningkatkan suasana hati dan merangsang aktivitas otak, fungsi motorik dan memori. Jika molekul nikotin diubah sedemikian rupa tidak akan menyebabkan kecanduan seperti rokok.
4. Para dokter memiliki istilah wajah perokok, karena kulit orang yang merokok 25-40 persen lebih tipis dibanding non-perokok. Semakin lama seseorang merokok, maka semakin berkurang kadar kolagen dan elastinnya. Namun jika seseorang belum terlalu lama merokok, kulit dan wajahnya bisa membaik.
5. Psikolog menggolongkan perokok berat sebagai pencari petualangan. Secara sadar atau lebih seringnya tidak sadar, mereka ingin mendapatkan adrenalin yang lebih dan mengabaikan potensi bahaya tak heran banyak iklan rokok yang menggunakan olahraga ekstrim sebagai ilustrasinya.
6. Sangat sedikit para ibu yang siap untuk melepaskan kebiasaan berbahaya ini bagi kesehatan bayinya. Padahal kebiasaan merokok yang dilakukan oleh ibu bisa berdampak terhadap kesehatan anaknya saat masih di dalam rahim atau tidak, karena dapat menghambat asupan oksigen ke anak.
7. Sebuah studi menuturkan anak yang mengalami alergi terhadap debu, bulu binatang, alergi makanan, penyakit perut atau rongga gigi bisa disebabkan oleh asap rokok yang terhirup.
8. Ada berbagai metode yang bisa dilakukan agar bisa berhenti merokok, tapi metode asli yang pertama kali diusulkan oleh seorang desainer Inggris untuk menyapih rokok melalui asbak yaitu dengan menampilkan sesuatu yang seram di asbaknya. Beberapa orang bisa berhenti merokok dengan metode ini, tapi ada juga yang tidak berhasil.
(Vera Farah Bararah - detikHealth) Baca selengkapnya..
Jam Kerja tak Berlebih, Kunci Hidup Sehat dan Bahagia
Tuntutan sebagai masyarakat modern menjadikan individu kian sibuk dengan aktivitasnya. Dampak negatif yang muncul, sebagian masyarakat kota cenderung menganut paham individualis, jarang menghabiskan waktu bersama keluarga dan yang terparah, tingkat stres yang tinggi.
Hasil penelitian Cambrigde University menunjukan, pekerja yang tidak melulu memikirkan pekerjaan atau tidak terlalu ngoyo untuk bekerja melebih waktu standar bekerja cenderung bahagia dan tidak mengalami masalah pada kesehatannya.
Riset yang memakan waktu 5 tahun ini juga mengungkap antara laki-laki dan perempuan memiliki cara berbeda untuk merasa bahagia sekalipun keduanya memiliki dasar kebahagian yang berlandaskan pada orang-orang terdekat dan yang dicintainya. Pria lebih cenderung termotivasi mencari uang dan perempuan lebih condong menginginkan keluarga bahagia. Dari situlah, peneliti melihat faktor bahagia dan keluarga merupakan kunci kebahagiaan.
Hal itu yang melatari peneliti menyarankan kepada pemerintah untuk membuat aturan baru untuk membantu keluarga di Inggris menghabiskan waktu bersama. "Laki-laki dan perempuan, keduanya nampak terhubung dengan ide masing-masing tentang keinginan untuk membentuk kehidupannya, bahkan bakal jauh lebih besar dari yang kita perkirakan," ujar salah seorang peneliti, Anke Plagnol seperti dikutip Telegraph, Jumat (16/4).
Ia menambahkan harusnya pemerintah lebih peka, dengan memberikan waktu tambahan kepada setiap keluarga untuk berkumpul dan menghabiskan waktu secara berkualitas. "Pemerintah harusnya menambahkan tunjangan kepada anak-anak yang ditinggalkan ayah mereka," tegasnya.
Di Inggris, peneliti melibatkan 10.300 dewasa dari 5.500 kepala keluarga di seluruh inggris raya telah disurvei untuk mengetahui kualitas hidup mereka antara tahun 1997-2002. Mereka ditanyakan apa yang paling penting dalam hidup mereka, apakah kesehatan, keluarga dan keuangan.
Hasilnya, dari segi kesehatan, perempuan jauh lebih perhatian. Dari hasil survei, 57% perempuan melihat kesehatan lebih penting sedangkan pria hanya 50%nya yang peduli dengan kesehatan. Dari segi keuangan, 38% perempuan melihat penting sedangkan laki-laki hanya 33%. Terakhir, dari segi keluarga, laki-laki tidak melihat keluarga mendapat posisi penting lantaran hanya 38% pria yang melihat pentingnya arti keluarga. Berbanding dengan laki-laki, 49% perempuan melihat pentingnya arti keluarga.
Pemimpin riset, Professor Jaqueline Scott menyatakan laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan cara pandang terhadap kebahagian namun bila diperhatikan lebih dalam keduanya saling melengkapi. "Hasil riset melihat perlunya dukungan antar laki-laki dan perempuan dalam perhatian satu sama lain, karena itu akan memberikan manfaat beruka kualitas hidup yang lebih baik," pungkasnya. (Ririn Sjafriani-Republika) Baca selengkapnya..
Hasil penelitian Cambrigde University menunjukan, pekerja yang tidak melulu memikirkan pekerjaan atau tidak terlalu ngoyo untuk bekerja melebih waktu standar bekerja cenderung bahagia dan tidak mengalami masalah pada kesehatannya.
Riset yang memakan waktu 5 tahun ini juga mengungkap antara laki-laki dan perempuan memiliki cara berbeda untuk merasa bahagia sekalipun keduanya memiliki dasar kebahagian yang berlandaskan pada orang-orang terdekat dan yang dicintainya. Pria lebih cenderung termotivasi mencari uang dan perempuan lebih condong menginginkan keluarga bahagia. Dari situlah, peneliti melihat faktor bahagia dan keluarga merupakan kunci kebahagiaan.
Hal itu yang melatari peneliti menyarankan kepada pemerintah untuk membuat aturan baru untuk membantu keluarga di Inggris menghabiskan waktu bersama. "Laki-laki dan perempuan, keduanya nampak terhubung dengan ide masing-masing tentang keinginan untuk membentuk kehidupannya, bahkan bakal jauh lebih besar dari yang kita perkirakan," ujar salah seorang peneliti, Anke Plagnol seperti dikutip Telegraph, Jumat (16/4).
Ia menambahkan harusnya pemerintah lebih peka, dengan memberikan waktu tambahan kepada setiap keluarga untuk berkumpul dan menghabiskan waktu secara berkualitas. "Pemerintah harusnya menambahkan tunjangan kepada anak-anak yang ditinggalkan ayah mereka," tegasnya.
Di Inggris, peneliti melibatkan 10.300 dewasa dari 5.500 kepala keluarga di seluruh inggris raya telah disurvei untuk mengetahui kualitas hidup mereka antara tahun 1997-2002. Mereka ditanyakan apa yang paling penting dalam hidup mereka, apakah kesehatan, keluarga dan keuangan.
Hasilnya, dari segi kesehatan, perempuan jauh lebih perhatian. Dari hasil survei, 57% perempuan melihat kesehatan lebih penting sedangkan pria hanya 50%nya yang peduli dengan kesehatan. Dari segi keuangan, 38% perempuan melihat penting sedangkan laki-laki hanya 33%. Terakhir, dari segi keluarga, laki-laki tidak melihat keluarga mendapat posisi penting lantaran hanya 38% pria yang melihat pentingnya arti keluarga. Berbanding dengan laki-laki, 49% perempuan melihat pentingnya arti keluarga.
Pemimpin riset, Professor Jaqueline Scott menyatakan laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan cara pandang terhadap kebahagian namun bila diperhatikan lebih dalam keduanya saling melengkapi. "Hasil riset melihat perlunya dukungan antar laki-laki dan perempuan dalam perhatian satu sama lain, karena itu akan memberikan manfaat beruka kualitas hidup yang lebih baik," pungkasnya. (Ririn Sjafriani-Republika) Baca selengkapnya..
Jangan Jadikan Pernikahan Suatu Tujuan Akhir
“Akhirnyaaaa…!” Begitu komentar teman-teman Anda ketika akhirnya Anda menyebarkan undangan pernikahan Anda. Selama ini Anda dikenal sebagai perempuan cuek, yang tidak juga menampakkan tanda-tanda akan menikah. Sehingga ketika akhirnya mengumumkan pernikahan, terlontarlah kata tersebut.
Banyak perempuan menganggap menikah adalah suatu tujuan dalam hidupnya. Hal ini umumnya dialami oleh perempuan yang sejak kecil dibebani suatu konsep bahwa siklus hidup seseorang adalah lahir, sekolah, bekerja, lalu menikah. Menikah di sini dijadikan suatu tahapan akhir dalam siklus hidup tersebut, sehingga hidup perempuan belum tuntas jika belum menikah. Akan menjadi penghalang besar ketika perjalanan cinta perempuan tak semulus harapannya. Akhirnya, ketika usianya semakin bertambah dan terus didesak untuk menikah, begitu menemukan seorang pria yang dinilai cukup memenuhi syarat, perempuan segera memutuskan untuk menikah.
Pada tahap ini, perempuan tentu menganggap bahwa tugasnya sebagai perempuan telah selesai. Tak akan ada lagi desakan atau tuntutan dari keluarga untuk menikah. Bagaimana hidup akan berjalan setelah menikah adalah urusan nanti. Perempuan menjadi lega karena telah berhasil mengubah statusnya dari lajang menjadi menikah.
Perlu disadari bahwa keputusan untuk menikah adalah suatu keputusan besar. Anda akan menjalani sisa hidup Anda bersama pria yang Anda pilih ini. Dibutuhkan suatu komitmen untuk menjalani hidup dalam susah dan senang, komitmen untuk memahami bagaimana kepribadian pasangan Anda yang sesungguhnya, komitmen untuk mencari jalan keluar bila terjadi masalah, dan tentunya komitmen untuk saling membahagiakan. Artinya, dengan menikah Anda justru baru memasuki suatu babak baru dalam kehidupan Anda. Tak percaya?
Bila biasanya Anda mengurus diri sendiri, kini harus mengurusi suami, anak, dan ikut merawat dan membantu biaya perawatan mertua Anda sakit. Anda harus mampu mengelola keuangan agar mampu mencukupi kebutuhan pokok seperti biaya kesehatan, sekolah anak, cicilan rumah dan mobil, dan lain-lainnya. Anda juga masih harus berkompromi dengan suami yang ternyata memiliki perbedaan prinsip hidup. Begitu manisnya masa bulan madu berlalu, hal-hal itulah yang Anda hadapi dalam rutinitas sehari-hari.
Anda mungkin juga tak akan menyadarinya, namun akan ada masalah yang muncul bila Anda menganggap tujuan akhir dalam hidup Anda sudah terpenuhi dengan menikah:
1. Anda tidak merasa perlu lagi menghujani suami dengan perhatian, hal yang dulu selalu Anda lakukan untuk “mengikatnya”.
2. Anda merasa tak perlu lagi merawat diri untuk memikat seorang pria, karena merasa sudah “laku” (Jangan sekali-sekali menggunakan istilah "laku" untuk diri Anda. Anda bukan barang dagangan, kan?). Akhirnya, penampilan Anda begitu asal-asalan. Anda tak peduli lagi dengan berat badan yang terus bertambah, muka kusam karena kelelahan, atau berpakaian seadanya.
3. Anda merasa berat dalam menjalani tanggung jawab Anda sebagai istri, menantu, dan ibu. Segalanya Anda anggap sebagai beban, sehingga membuat Anda stres.
4. Hal-hal baru yang Anda temui pada suami, seperti sifat-sifat dan kebiasaannya, Anda anggap sebagai jebakan, karena tidak Anda lihat saat belum menikah.
5. Anda mulai enggan bermesraan dengan suami, dari sekadar ngobrol hingga berhubungan intim. Apalagi jika Anda menikahinya hanya supaya bisa melepas status lajang.
Namun, Anda tidak perlu khawatir. Hal-hal di atas tidak akan Anda alami jika Anda mengubah konsep Anda tentang perkawinan. Perkawinan bukanlah tujuan akhir, melainkan suatu perjalanan baru yang perlu dihadapi dengan excitement yang sama seperti saat masih pacaran. Excitement bahwa Anda telah mengetahui dan bersedia menerima semua tanggung jawab Anda sebagai istri maupun ibu, dan menjalaninya dengan senang. Karena bagaimana pun, tujuan menikah adalah mendapatkan kebahagiaan.
Bagaimana, siap menghadapi suka dan duka bersama si dia yang kini menjadi suami Anda?
sumber : kompas.com Baca selengkapnya..
Banyak perempuan menganggap menikah adalah suatu tujuan dalam hidupnya. Hal ini umumnya dialami oleh perempuan yang sejak kecil dibebani suatu konsep bahwa siklus hidup seseorang adalah lahir, sekolah, bekerja, lalu menikah. Menikah di sini dijadikan suatu tahapan akhir dalam siklus hidup tersebut, sehingga hidup perempuan belum tuntas jika belum menikah. Akan menjadi penghalang besar ketika perjalanan cinta perempuan tak semulus harapannya. Akhirnya, ketika usianya semakin bertambah dan terus didesak untuk menikah, begitu menemukan seorang pria yang dinilai cukup memenuhi syarat, perempuan segera memutuskan untuk menikah.
Pada tahap ini, perempuan tentu menganggap bahwa tugasnya sebagai perempuan telah selesai. Tak akan ada lagi desakan atau tuntutan dari keluarga untuk menikah. Bagaimana hidup akan berjalan setelah menikah adalah urusan nanti. Perempuan menjadi lega karena telah berhasil mengubah statusnya dari lajang menjadi menikah.
Perlu disadari bahwa keputusan untuk menikah adalah suatu keputusan besar. Anda akan menjalani sisa hidup Anda bersama pria yang Anda pilih ini. Dibutuhkan suatu komitmen untuk menjalani hidup dalam susah dan senang, komitmen untuk memahami bagaimana kepribadian pasangan Anda yang sesungguhnya, komitmen untuk mencari jalan keluar bila terjadi masalah, dan tentunya komitmen untuk saling membahagiakan. Artinya, dengan menikah Anda justru baru memasuki suatu babak baru dalam kehidupan Anda. Tak percaya?
Bila biasanya Anda mengurus diri sendiri, kini harus mengurusi suami, anak, dan ikut merawat dan membantu biaya perawatan mertua Anda sakit. Anda harus mampu mengelola keuangan agar mampu mencukupi kebutuhan pokok seperti biaya kesehatan, sekolah anak, cicilan rumah dan mobil, dan lain-lainnya. Anda juga masih harus berkompromi dengan suami yang ternyata memiliki perbedaan prinsip hidup. Begitu manisnya masa bulan madu berlalu, hal-hal itulah yang Anda hadapi dalam rutinitas sehari-hari.
Anda mungkin juga tak akan menyadarinya, namun akan ada masalah yang muncul bila Anda menganggap tujuan akhir dalam hidup Anda sudah terpenuhi dengan menikah:
1. Anda tidak merasa perlu lagi menghujani suami dengan perhatian, hal yang dulu selalu Anda lakukan untuk “mengikatnya”.
2. Anda merasa tak perlu lagi merawat diri untuk memikat seorang pria, karena merasa sudah “laku” (Jangan sekali-sekali menggunakan istilah "laku" untuk diri Anda. Anda bukan barang dagangan, kan?). Akhirnya, penampilan Anda begitu asal-asalan. Anda tak peduli lagi dengan berat badan yang terus bertambah, muka kusam karena kelelahan, atau berpakaian seadanya.
3. Anda merasa berat dalam menjalani tanggung jawab Anda sebagai istri, menantu, dan ibu. Segalanya Anda anggap sebagai beban, sehingga membuat Anda stres.
4. Hal-hal baru yang Anda temui pada suami, seperti sifat-sifat dan kebiasaannya, Anda anggap sebagai jebakan, karena tidak Anda lihat saat belum menikah.
5. Anda mulai enggan bermesraan dengan suami, dari sekadar ngobrol hingga berhubungan intim. Apalagi jika Anda menikahinya hanya supaya bisa melepas status lajang.
Namun, Anda tidak perlu khawatir. Hal-hal di atas tidak akan Anda alami jika Anda mengubah konsep Anda tentang perkawinan. Perkawinan bukanlah tujuan akhir, melainkan suatu perjalanan baru yang perlu dihadapi dengan excitement yang sama seperti saat masih pacaran. Excitement bahwa Anda telah mengetahui dan bersedia menerima semua tanggung jawab Anda sebagai istri maupun ibu, dan menjalaninya dengan senang. Karena bagaimana pun, tujuan menikah adalah mendapatkan kebahagiaan.
Bagaimana, siap menghadapi suka dan duka bersama si dia yang kini menjadi suami Anda?
sumber : kompas.com Baca selengkapnya..
Gabungkan Walkman dan Jejaring Sosial
Sony Ericsson mengumumkan dua ponsel baru yang meneruskan tradisi kekuatan Walkman masing-masing dengan nama Zylo dan Spiro. Tidak hanya andal menyajikan musik dengan suara berkualitas, kedua ponsel juga dilengkapi aplikasi untuk mengakses langsung layanan jejaring sosial Facebook dan mikrobloging Twitter.
"Dengan menggabungkan fungsi terbaik Walkman dan kemampuan berbagai jejaring sosial, Sony Ericsson Zylo dan Sony Ericsson Spiro memberikan konsumen kesempatan untuk mengakses dan merasakan apa saja yang ditawarkan dalam portofolio Entertainment Communication dari Sony Ericsson," kata Djunadi Satrio, Head of Marketing Sony Ericsson Indonesia dalam siaran persnya. Ia optimistis ponsel Walkman masih digemari karena sejak diperkenalkan tahun 2005 telah terjual 130 juta unit.
Fungsi penting yang terdapat di kedua ponsel tersebut adalah TrackID, yang memberikan konsumen akses pada judul dan nama artis dari sebuah lagu yang sedang didengarkan di manapun mereka berada. Keduanya didesain dengan bentuk tanpa sudut (human curvature) yang kini sudah konsisten di dalam portofolio Sony Ericsson yang dirancang ergonomis dalam genggaman tangan.
Khusus untuk Sony Ericsson Zylo, bahkan pengguna bisa berbagi lagu yang dimiliki untuk diperdengarkan sebagai suara latar belakang saat berbicara di ponsel. Lewat Zylo, pengguna juga punya kemudahan akses upload foto ke Picasa dan Flickr, serta upload video ke YouTube. Zylo juga mendukung format audio FLAC yang menghasilkan suara dengan kualitas high definition. Sementara, untuk Spiro bahkan terdapat tombol langsung untuk mengakses secara instan TrackID. Spiro juga menawarkan format chatting di SMS dengan conversation bubble yang mudah dibaca.
Sony Ericsson Spiro mendukung akses data paling tinggi EDGE, sedangkan Zylo mendukung hingga UMTS HSPA. Keduanya akan tersedia di Indonesia kwartal ketiga tahun ini dalam beberapa pilihan warna.
sumber : kompas.com Baca selengkapnya..
17/04/10
Mantra Meminta Jodoh… [Surat Terbuka untuk Tuhan]
Tuhan…
Bolehkan aku mengintip sedikit, cukup wajahnya saja Tuhan, siapa yang jadi istriku kelak… Karena, jika telah kuketahui sosoknya sebelumnya.. Aku tak perlu khawatir akan keraguanku.
Pun, jika dia masih jauh dari jangkauanku, dengan senang hati aku akan memperjuangkannya, meskipun harus bercucur keringat darah karenanya.
Tuhan…
Tahukah Engkau Tuhan… Karena Engkau begitu pelit dengan segala rahasia-Mu, telah banyak hati yang terzalimi. Bahkan mungkin, nyaris melakukan tindakan yang jauh dari ampunan-Mu, yaitu merebut minuman yang harusnya menjadi hak serangga. Tak kasihan kah kau pada serangga itu Tuhan…
Ah! Maaf Tuhan… Jadi OOT. Jangan di-bata ya Tuhan.. :D
Tuhan..
Jika memang Engkau kekeuh tak berkenan memberi bocoran, pun tak mempan suap, it’s ok Tuhan.
Aku pasrahkan semuanya dalam kehendak-Mu…
Jika kau memaksa menjodohkanku dengan Sandra Dewi, aku pun tak punya pilihan lain untuk menolak Tuhan…
Tapi, kurasa kasihan nanti.. Dunia akan gempar! Para ilmuwan akan panik! Mengetahui fenomena alam ini. Karena dalam era modern seperti sekarang, mu’jizat sudah dianggap hal yang absurd!
Untuk itu, tak perlulah Engkau memaksakan jodohku seorang wanita sempurna fisiknya Tuhan. Cukuplah, seorang yang membuatku nyaman ketika bersamanya.
Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikanNya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir. (Qs. Ar. Ruum (30) : 21).
Tak perlulah dari keluarga ningrat. Cukuplah, jika ia dan keluarganya ikhlas menerimaku dan keluargaku menjadi bagian keluarga mereka, sama seperti keikhlasanku dan keluargaku menerima mereka menjadi keluarga kami yang baru.
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”. (QS.Al-Hujurat(49):13).
Tak perlu memiliki harta melimpah, tapi cukuplah ia gemar bersedekah.
…dan persetubuhan salah seorang dari kalian (dengan isterinya) adalah shadaqah.” [alhadits]
Tak perlu berbudi pekerti luhur, tapi semoga ia bukan wanita keras kepala, tipis nuraninya, dan buta mata hatinya.
Tak perlu memiliki kecerdasan dan tingkat intelejensia di atas rata-rata, tapi cukuplah jika ia sadar dengan kerelaan menyerahkan diri sepenuhnya dalam tanggung jawabku.
Tak perlu harus selalu memahamiku, tapi cukuplah ia jika tak memberatkanku.
Tak perlu harus selalu melayaniku, tapi cukuplah jika ia ikhlas dalam keterpurukanku.
Tak perlu harus pintar masak, tapi cukuplah jika ia sadar dan mengerti bahwa dalam makanan ada keberuntungan, dan keberuntungan itu ‘mahal’. Yang harganya tak bisa terbeli dengan ke’mubazir’an.
Tak perlu harus pintar mengurus rumah, tapi cukuplah jika ia bisa menjaga kehormatan ‘rumah’. Orang jawa bilang: Mikul dhuwur, mendhem jero.
Tak perlu harus pintar dalam mendidik anak, tapi cukuplah jika ia tahu dan sadar, bahwa waktu kebersamaan tak bisa digantikan uang jajan. Dan, kasih sayang tak bisa digantikan maaf dan penyesalan.
Bagi kalian Allah menciptakan pasangan-pasangan (istri-istri) dari jenis kalian sendiri, kemudian dari istri-istri kalian itu Dia ciptakan bagi kalian anak cucu keturunan, dan kepada kalian Dia berikan rezeki yang baik-baik (Qs. An Nahl (16) : 72).
Tak perlu seorang alim, tapi cukuplah jika ia bersedia mengingatkanku dan mau kuingatkan jika masing-masing dari kami berada dalam kekhilafan.
Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi pelindung (penolong) bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah dan Rasulnya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah ; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana (Qs. At Taubah (9) : 71).
Ah! Requestku kebanyakan ya Tuhan…
Maaf ya Tuhan..
Tapi, bagaimanapun ia, jika ia pilihan-Mu, aku yakin itu terbaik untukku…
Wanita yang baik adalah untuk lelaki yang baik. Lelaki yang baik untuk wanita yang baik pula (begitu pula sebaliknya). Bagi mereka ampunan dan rizki yang melimpah (yaitu : Surga) (Qs. An Nuur (24) : 26).
Last but Not Least Tuhan…
Ada ulama yang mengatakan, “Jodoh itu di Tangan Tuhan, tapi kalau ga diambil ya di Tangan Tuhan terus!”
Apa itu benar Tuhan?
Ah! Rahasia lagi…
No Prob Tuhan..
Karena aku tahu, dibalik semua rahasia-Mu, terdapat kebaikan yang memaksa setiap orang untuk terus meningkatkan ikhtiar dan tawakkalnya.
“Dan segala sesuatu kami jadikan berpasang-pasangan, supaya kamu mengingat kebesaran Allah.” (QS. Adz Dzariyaat (51) : 49)
Akhirul kalam..
Terima kasih Tuhan telah mendengarkan rajukanku, hamba-Mu yang manja ini..
Ttd
RAHASIA‼!
(Emangnya Tuhan doang yang bisa maen rahasia2an! :p)
“Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (menikah) dari hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. JIKA MEREKA MISKIN ALLAH AKAN MENGKAYAKAN MEREKA DENGAN KARUNIANYA. Dan Allah Maha Luas (pemberianNya) dan Maha Mengetahui.” (QS. An Nuur (24) : 32).
sumber : kompas.com Baca selengkapnya..
Bolehkan aku mengintip sedikit, cukup wajahnya saja Tuhan, siapa yang jadi istriku kelak… Karena, jika telah kuketahui sosoknya sebelumnya.. Aku tak perlu khawatir akan keraguanku.
Pun, jika dia masih jauh dari jangkauanku, dengan senang hati aku akan memperjuangkannya, meskipun harus bercucur keringat darah karenanya.
Tuhan…
Tahukah Engkau Tuhan… Karena Engkau begitu pelit dengan segala rahasia-Mu, telah banyak hati yang terzalimi. Bahkan mungkin, nyaris melakukan tindakan yang jauh dari ampunan-Mu, yaitu merebut minuman yang harusnya menjadi hak serangga. Tak kasihan kah kau pada serangga itu Tuhan…
Ah! Maaf Tuhan… Jadi OOT. Jangan di-bata ya Tuhan.. :D
Tuhan..
Jika memang Engkau kekeuh tak berkenan memberi bocoran, pun tak mempan suap, it’s ok Tuhan.
Aku pasrahkan semuanya dalam kehendak-Mu…
Jika kau memaksa menjodohkanku dengan Sandra Dewi, aku pun tak punya pilihan lain untuk menolak Tuhan…
Tapi, kurasa kasihan nanti.. Dunia akan gempar! Para ilmuwan akan panik! Mengetahui fenomena alam ini. Karena dalam era modern seperti sekarang, mu’jizat sudah dianggap hal yang absurd!
Untuk itu, tak perlulah Engkau memaksakan jodohku seorang wanita sempurna fisiknya Tuhan. Cukuplah, seorang yang membuatku nyaman ketika bersamanya.
Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikanNya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir. (Qs. Ar. Ruum (30) : 21).
Tak perlulah dari keluarga ningrat. Cukuplah, jika ia dan keluarganya ikhlas menerimaku dan keluargaku menjadi bagian keluarga mereka, sama seperti keikhlasanku dan keluargaku menerima mereka menjadi keluarga kami yang baru.
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”. (QS.Al-Hujurat(49):13).
Tak perlu memiliki harta melimpah, tapi cukuplah ia gemar bersedekah.
…dan persetubuhan salah seorang dari kalian (dengan isterinya) adalah shadaqah.” [alhadits]
Tak perlu berbudi pekerti luhur, tapi semoga ia bukan wanita keras kepala, tipis nuraninya, dan buta mata hatinya.
Tak perlu memiliki kecerdasan dan tingkat intelejensia di atas rata-rata, tapi cukuplah jika ia sadar dengan kerelaan menyerahkan diri sepenuhnya dalam tanggung jawabku.
Tak perlu harus selalu memahamiku, tapi cukuplah ia jika tak memberatkanku.
Tak perlu harus selalu melayaniku, tapi cukuplah jika ia ikhlas dalam keterpurukanku.
Tak perlu harus pintar masak, tapi cukuplah jika ia sadar dan mengerti bahwa dalam makanan ada keberuntungan, dan keberuntungan itu ‘mahal’. Yang harganya tak bisa terbeli dengan ke’mubazir’an.
Tak perlu harus pintar mengurus rumah, tapi cukuplah jika ia bisa menjaga kehormatan ‘rumah’. Orang jawa bilang: Mikul dhuwur, mendhem jero.
Tak perlu harus pintar dalam mendidik anak, tapi cukuplah jika ia tahu dan sadar, bahwa waktu kebersamaan tak bisa digantikan uang jajan. Dan, kasih sayang tak bisa digantikan maaf dan penyesalan.
Bagi kalian Allah menciptakan pasangan-pasangan (istri-istri) dari jenis kalian sendiri, kemudian dari istri-istri kalian itu Dia ciptakan bagi kalian anak cucu keturunan, dan kepada kalian Dia berikan rezeki yang baik-baik (Qs. An Nahl (16) : 72).
Tak perlu seorang alim, tapi cukuplah jika ia bersedia mengingatkanku dan mau kuingatkan jika masing-masing dari kami berada dalam kekhilafan.
Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi pelindung (penolong) bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah dan Rasulnya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah ; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana (Qs. At Taubah (9) : 71).
Ah! Requestku kebanyakan ya Tuhan…
Maaf ya Tuhan..
Tapi, bagaimanapun ia, jika ia pilihan-Mu, aku yakin itu terbaik untukku…
Wanita yang baik adalah untuk lelaki yang baik. Lelaki yang baik untuk wanita yang baik pula (begitu pula sebaliknya). Bagi mereka ampunan dan rizki yang melimpah (yaitu : Surga) (Qs. An Nuur (24) : 26).
Last but Not Least Tuhan…
Ada ulama yang mengatakan, “Jodoh itu di Tangan Tuhan, tapi kalau ga diambil ya di Tangan Tuhan terus!”
Apa itu benar Tuhan?
Ah! Rahasia lagi…
No Prob Tuhan..
Karena aku tahu, dibalik semua rahasia-Mu, terdapat kebaikan yang memaksa setiap orang untuk terus meningkatkan ikhtiar dan tawakkalnya.
“Dan segala sesuatu kami jadikan berpasang-pasangan, supaya kamu mengingat kebesaran Allah.” (QS. Adz Dzariyaat (51) : 49)
Akhirul kalam..
Terima kasih Tuhan telah mendengarkan rajukanku, hamba-Mu yang manja ini..
Ttd
RAHASIA‼!
(Emangnya Tuhan doang yang bisa maen rahasia2an! :p)
“Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (menikah) dari hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. JIKA MEREKA MISKIN ALLAH AKAN MENGKAYAKAN MEREKA DENGAN KARUNIANYA. Dan Allah Maha Luas (pemberianNya) dan Maha Mengetahui.” (QS. An Nuur (24) : 32).
sumber : kompas.com Baca selengkapnya..
Otak Anda Sakit ?
Otak memiliki kemampuan untuk menyeimbangkan. Otak kanan menekankan pada pola pikir yang tidak teratur, berfikir dengan tiba-tiba, atau lebih tepatnya acak. Otak kanan cenderung untuk berfikir lateral. Sedangkan otak kiri mempunyai fungsi lebih rasional, alur fikirnya teratur. Bila kedua otak bekerja bersama-sama maka akan menghasilkan ide yang normal. Diibaratkan kalau meniti sebuah tali yang menghubungkan dua buah tongkat, maka tidak tidak akan terjatuh. Manakala kedua otak tidak bekerja secara sinergis maka akan menimbulkan kelainan.
Ketidak seimbangan otak karena salah satu fungsi sel tidak bekerja, maka menyebabkan penyakit. Penyakit demikian itu disebut skizofrenia. Ini merupakan gangguan kejiwaan psikotik yang sering kita jumpai. Gejala-gejala yang timbul seperti hilangnya perasaan afektif, atau dalam merespon suati kejadian sering emosional. Menyendiri adalah tanda-tanda yang sangat jelas. Kecenderungan menyendiri tanpa sebab, menjadikan ia putus komunikasi dengan orang lain. Ia asyik dengan halusinasinya sendiri.
Adalah Marc Vermeeren dan Jean-Paul Mulders yang dengan gigih meneliti keluarga dekat Hittler. Mereka menduga bahwa sang fuhrer mengidap kelainan otak. Ada beberapa ahli ilmu jiwa menduga bahwa penguasa yang diktator cenderung memiki kelainan jiwa.
Bagi Anda yang sempat melihat film “A Beautiful Man” atau “Silent of The Lamb”, tentu bisa membayangkan seberapa berbahayanya penyakit skizofrenia. Sekalipun sakit itu sudah sangat kronis, bukan berarti tidak bisa disembuhkan. Beberapa orang dengan gigih melawan penyakit yang akut. Bukan hanya skizofrenia saja. Bahkan bisa eksis dalam mencapai karier dan dapat diterima mayarakat.
Berikut kami nukilkan sebuah tulisan di harian Kedaulatan Rakyat, dalam kolom Konsultasi Psikologi. Anda cukup menjawab ya atau tidak dalam 10 pertanyaan di bawah.
1. Apakah Anda mengalami gangguan tidur selama sebulan ini?
2. Apakah Anda kehilangan minat dan energy dalam semua aktifitas hidup?
3. Apakah Anda sukar konsentrasi dalam membaca, melihat TV dan banyak lupa?
4. Apakah Anda sering merasa dalam hidup ini tidak bahagia sehingga Anda ingin mengakhiri saja?
5. Apakah Anda sering ketakutan atau kecemasan karena ada orang yang ingin mencelakakan Anda?
6. Apakah orang lain mengatakan pembicaraan Anda sukar dimengerti atau diikuti?
7. Apakah Anda merasa punya pikiran atau kebiasaan yang tidak wajar?
8. Apakah Anda merasa mendengar suara-suara yang selalu mengomentari tindakan Anda?
9. Apakah Anda merasa segala perilaku Anda seakan ada yang mengendalikan (bukan kemauan sendiri)?
10. Apakah Anda merasa ada ada beteng yang membatasi diri Anda dengan dunia sekeliling?
Apabila Anda memperoleh jawaban ya lebih dari 6 (enam). Berarti Anda punya bakat menjadi Hittler. (kompas.com) Baca selengkapnya..
Ketidak seimbangan otak karena salah satu fungsi sel tidak bekerja, maka menyebabkan penyakit. Penyakit demikian itu disebut skizofrenia. Ini merupakan gangguan kejiwaan psikotik yang sering kita jumpai. Gejala-gejala yang timbul seperti hilangnya perasaan afektif, atau dalam merespon suati kejadian sering emosional. Menyendiri adalah tanda-tanda yang sangat jelas. Kecenderungan menyendiri tanpa sebab, menjadikan ia putus komunikasi dengan orang lain. Ia asyik dengan halusinasinya sendiri.
Adalah Marc Vermeeren dan Jean-Paul Mulders yang dengan gigih meneliti keluarga dekat Hittler. Mereka menduga bahwa sang fuhrer mengidap kelainan otak. Ada beberapa ahli ilmu jiwa menduga bahwa penguasa yang diktator cenderung memiki kelainan jiwa.
Bagi Anda yang sempat melihat film “A Beautiful Man” atau “Silent of The Lamb”, tentu bisa membayangkan seberapa berbahayanya penyakit skizofrenia. Sekalipun sakit itu sudah sangat kronis, bukan berarti tidak bisa disembuhkan. Beberapa orang dengan gigih melawan penyakit yang akut. Bukan hanya skizofrenia saja. Bahkan bisa eksis dalam mencapai karier dan dapat diterima mayarakat.
Berikut kami nukilkan sebuah tulisan di harian Kedaulatan Rakyat, dalam kolom Konsultasi Psikologi. Anda cukup menjawab ya atau tidak dalam 10 pertanyaan di bawah.
1. Apakah Anda mengalami gangguan tidur selama sebulan ini?
2. Apakah Anda kehilangan minat dan energy dalam semua aktifitas hidup?
3. Apakah Anda sukar konsentrasi dalam membaca, melihat TV dan banyak lupa?
4. Apakah Anda sering merasa dalam hidup ini tidak bahagia sehingga Anda ingin mengakhiri saja?
5. Apakah Anda sering ketakutan atau kecemasan karena ada orang yang ingin mencelakakan Anda?
6. Apakah orang lain mengatakan pembicaraan Anda sukar dimengerti atau diikuti?
7. Apakah Anda merasa punya pikiran atau kebiasaan yang tidak wajar?
8. Apakah Anda merasa mendengar suara-suara yang selalu mengomentari tindakan Anda?
9. Apakah Anda merasa segala perilaku Anda seakan ada yang mengendalikan (bukan kemauan sendiri)?
10. Apakah Anda merasa ada ada beteng yang membatasi diri Anda dengan dunia sekeliling?
Apabila Anda memperoleh jawaban ya lebih dari 6 (enam). Berarti Anda punya bakat menjadi Hittler. (kompas.com) Baca selengkapnya..
16/04/10
Aku Tak Mengerti Apa yang Wanita Inginkan?!
Wanita adalah makhluk yang kompleks, kadang-kadang sikapnya membuat pria putus asa menghadapinya. Ada saat-saat dimana pria merasa tak ingin mengurusinya lagi karena sudah capek dan sampai keluar ucapan "Aku tak mengerti apa yang wanita inginkan!"
Jangan putus harapan. Kadang-kadang kunci untuk memahami pasangan Anda adalah dengan memahami apa yang diucapkannya untuk menemukan apa yang sebenarnya dia inginkan. Ini tidak sepenuhnya salah Anda, cuma mungkin masalahnya pada cara Anda berkomunikasi.
Berbeda dengan wanita, pria diajarkan sedari kecil yakni dengan meminta secara langsung apa yang mereka inginkan sebagai cara terbaik untuk mendapatkan sesuatu, sedangkan mereka (wanita-red) biasanya menggunakan "kata tersamar" untuk mewakili keinginan hati mereka.
Inilah yang membedakan ekspresi sikap antara pria dan wanita saat mereka dewasa. Jadi alih-alih langsung ke pokok pembicaraan, wanita terkadang bicara panjang lebar untuk mencapai keinginannya.
Bagi Anda yang ingin memahami makna ucapannya, ada beberapa contoh dibawah ini yang dapat membantu memecahkan makna di balik perkataan pasangan Anda.
Ingin Dimanja
"Aku benar-benar capek hari ini" = "Aku butuh istirahat nih"
Ketika pasangan Anda mengeluh tentang hari yang melelahkan, ada kesempatan baik bagi Anda untuk tidak sekadar menyarankannya beristirahat. Dia ingin Anda membantunya rileks, bukan berarti meminta Anda untuk memijat punggungnya, atau untuk menyuruhnya mandi air panas, tetapi ia ingin dimanjakan sehingga diharapkan Anda bisa berperan sebagai pasangan yang siap membantu dalam segala hal.
Biasanya sih sulit bagi wanita feminis modern untuk selalu meminta bantuan dari pasangannya. Mereka semua percaya kalau mereka bisa menjaga diri sendiri, tetapi meski demikian ada saat-saat dimana mereka ingin dimanjakan juga.
Jadi, janganlah merasa terganggu oleh rengekannya, lakukan hal yang cerdas dan tanyakan apa yang dia butuhkan untuk melepaskan lelahnya. Percayalah, Andapun akan mendapatkan simpatinya.
Sekarang Waktunya Berbicara
"Aku tidak ingin berbicara" = "Aku benar-benar perlu bicara"
Anda dapat mengetahui ada sesuatu yang mengganggu pasangan Anda, tetapi ketika Anda memintanya untuk bercerita, dia mengatakan tidak ada yang salah. Jangan tertipu, ia sebenarnya butuh curhat kepada Anda.
Anda hanya perlu memberi sedikit tekanan saja.
Jika Anda bersikeras menanyakan masalah apa yang sedang dihadapi, itu akan membuatnya yakin bahwa Anda benar-benar ingin mendengar tentang masalahnya dan membantu menyelesaikannya.
Cobalah yakinkan dia untuk membuka diri tanpa merasa terganggu. Dan biarkan dia tahu bahwa Anda ikut merasa prihatin dan siap untuk mendengarkan.
Dia mungkin sebenarnya tidak ingin memberitahu Anda tentang permusuhannya dengan teman baiknya atau berapa kali dia tidak mendapatkan promosi di tempat kerja yang membuatnya sedih, tetapi jika Anda menunjukkan niat yang tulus, dia mungkin akan mengungkapkan semuanya kepada Anda.
Bila kemudian dia terlihat emosi, mungkin waktunya yang tidak tepat untuk Anda melakukannya. Dalam hal ini, mungkin dia butuh waktu lebih lama untuk menenangkan pikiran sebelum ia melibatkan Anda dalam masalahnya.
Bukti Kesetiaan
"Aku tidak cemburu" = "Aku perlu diyakinkan"
Anda baru saja bertemu dengan mantan pacar Anda dijalan, kemudian terlibat pembicaraan dengannya. Bila pasangan Anda menanyakan hal ini, Anda dapat memberitahunya bahwa pertemuan itu terjadi secara tak sengaja, dan mantan Anda sekarang hanyalah teman biasa saja.
Yang tidak perlu Anda lakukan dalam situasi ini adalah menuduh pasangan curiga kepada Anda atau memuji-muji mantan Anda ketika dia terlihat cemburu. Hal yang benar untuk dilakukan disini adalah meyakinkan dirinya tentang cinta dan kesetiaan Anda.
Cobalah katakan seperti ini, "Wow, melihat Susi lagi (mantan pacar Anda-red) membuatku menyadari betapa sempurnanya kebersamaan kau dan aku."
Inginkan Keseriusan Anda
"Seperti apa sih hubungan kita ini?" = "Aku ingin komitmen"
Biasanya cowok takut untuk berkomitmen, sedangkan cewek menunggu saat-saat romantis dimana Anda menjatuhkan salah satu lutut untuk melamarnya. Hal ini mungkin tidak sepenuhnya benar, tapi ini adalah kesempatan yang baik dimana dia memandang bagaimana tahap selanjutnya dalam berhubungan dengan Anda.
Tak ingin dianggap terlalu cepat atau terlalu memaksakan kehendak, pasangan Anda mungkin akan sedikit ragu-ragu untuk langsung bilang dia ingin menjadi pacar Anda atau dia berpikir bahwa sudah saatnya Anda menikahinya.
Buatlah mudah dengan bersikap jujur dan jelas tentang perasaan dan niat Anda.
Jika Anda tidak cukup siap untuk menikah, katakan saja, tapi katakan juga kepadanya bahwa Anda berpikir itu merupakan langkah besar, bukan sesuatu yang ringan bagi Anda.
Mintalah waktu untuk berpikir tentang hal ini. Jangan membuat komitmen yang Anda tidak mampu untuk menindaklanjutinya. Jika Anda merasa tidak mampu, janganlah memberi janji-janji manis padanya. Hal ini hanya akan membuatnya patah hati. (suaramerdeka.com) Baca selengkapnya..
Jangan putus harapan. Kadang-kadang kunci untuk memahami pasangan Anda adalah dengan memahami apa yang diucapkannya untuk menemukan apa yang sebenarnya dia inginkan. Ini tidak sepenuhnya salah Anda, cuma mungkin masalahnya pada cara Anda berkomunikasi.
Berbeda dengan wanita, pria diajarkan sedari kecil yakni dengan meminta secara langsung apa yang mereka inginkan sebagai cara terbaik untuk mendapatkan sesuatu, sedangkan mereka (wanita-red) biasanya menggunakan "kata tersamar" untuk mewakili keinginan hati mereka.
Inilah yang membedakan ekspresi sikap antara pria dan wanita saat mereka dewasa. Jadi alih-alih langsung ke pokok pembicaraan, wanita terkadang bicara panjang lebar untuk mencapai keinginannya.
Bagi Anda yang ingin memahami makna ucapannya, ada beberapa contoh dibawah ini yang dapat membantu memecahkan makna di balik perkataan pasangan Anda.
Ingin Dimanja
"Aku benar-benar capek hari ini" = "Aku butuh istirahat nih"
Ketika pasangan Anda mengeluh tentang hari yang melelahkan, ada kesempatan baik bagi Anda untuk tidak sekadar menyarankannya beristirahat. Dia ingin Anda membantunya rileks, bukan berarti meminta Anda untuk memijat punggungnya, atau untuk menyuruhnya mandi air panas, tetapi ia ingin dimanjakan sehingga diharapkan Anda bisa berperan sebagai pasangan yang siap membantu dalam segala hal.
Biasanya sih sulit bagi wanita feminis modern untuk selalu meminta bantuan dari pasangannya. Mereka semua percaya kalau mereka bisa menjaga diri sendiri, tetapi meski demikian ada saat-saat dimana mereka ingin dimanjakan juga.
Jadi, janganlah merasa terganggu oleh rengekannya, lakukan hal yang cerdas dan tanyakan apa yang dia butuhkan untuk melepaskan lelahnya. Percayalah, Andapun akan mendapatkan simpatinya.
Sekarang Waktunya Berbicara
"Aku tidak ingin berbicara" = "Aku benar-benar perlu bicara"
Anda dapat mengetahui ada sesuatu yang mengganggu pasangan Anda, tetapi ketika Anda memintanya untuk bercerita, dia mengatakan tidak ada yang salah. Jangan tertipu, ia sebenarnya butuh curhat kepada Anda.
Anda hanya perlu memberi sedikit tekanan saja.
Jika Anda bersikeras menanyakan masalah apa yang sedang dihadapi, itu akan membuatnya yakin bahwa Anda benar-benar ingin mendengar tentang masalahnya dan membantu menyelesaikannya.
Cobalah yakinkan dia untuk membuka diri tanpa merasa terganggu. Dan biarkan dia tahu bahwa Anda ikut merasa prihatin dan siap untuk mendengarkan.
Dia mungkin sebenarnya tidak ingin memberitahu Anda tentang permusuhannya dengan teman baiknya atau berapa kali dia tidak mendapatkan promosi di tempat kerja yang membuatnya sedih, tetapi jika Anda menunjukkan niat yang tulus, dia mungkin akan mengungkapkan semuanya kepada Anda.
Bila kemudian dia terlihat emosi, mungkin waktunya yang tidak tepat untuk Anda melakukannya. Dalam hal ini, mungkin dia butuh waktu lebih lama untuk menenangkan pikiran sebelum ia melibatkan Anda dalam masalahnya.
Bukti Kesetiaan
"Aku tidak cemburu" = "Aku perlu diyakinkan"
Anda baru saja bertemu dengan mantan pacar Anda dijalan, kemudian terlibat pembicaraan dengannya. Bila pasangan Anda menanyakan hal ini, Anda dapat memberitahunya bahwa pertemuan itu terjadi secara tak sengaja, dan mantan Anda sekarang hanyalah teman biasa saja.
Yang tidak perlu Anda lakukan dalam situasi ini adalah menuduh pasangan curiga kepada Anda atau memuji-muji mantan Anda ketika dia terlihat cemburu. Hal yang benar untuk dilakukan disini adalah meyakinkan dirinya tentang cinta dan kesetiaan Anda.
Cobalah katakan seperti ini, "Wow, melihat Susi lagi (mantan pacar Anda-red) membuatku menyadari betapa sempurnanya kebersamaan kau dan aku."
Inginkan Keseriusan Anda
"Seperti apa sih hubungan kita ini?" = "Aku ingin komitmen"
Biasanya cowok takut untuk berkomitmen, sedangkan cewek menunggu saat-saat romantis dimana Anda menjatuhkan salah satu lutut untuk melamarnya. Hal ini mungkin tidak sepenuhnya benar, tapi ini adalah kesempatan yang baik dimana dia memandang bagaimana tahap selanjutnya dalam berhubungan dengan Anda.
Tak ingin dianggap terlalu cepat atau terlalu memaksakan kehendak, pasangan Anda mungkin akan sedikit ragu-ragu untuk langsung bilang dia ingin menjadi pacar Anda atau dia berpikir bahwa sudah saatnya Anda menikahinya.
Buatlah mudah dengan bersikap jujur dan jelas tentang perasaan dan niat Anda.
Jika Anda tidak cukup siap untuk menikah, katakan saja, tapi katakan juga kepadanya bahwa Anda berpikir itu merupakan langkah besar, bukan sesuatu yang ringan bagi Anda.
Mintalah waktu untuk berpikir tentang hal ini. Jangan membuat komitmen yang Anda tidak mampu untuk menindaklanjutinya. Jika Anda merasa tidak mampu, janganlah memberi janji-janji manis padanya. Hal ini hanya akan membuatnya patah hati. (suaramerdeka.com) Baca selengkapnya..
Unik, Pohon pisang bertudung
Rembang, Pohon pisang umumnya tumbuh berkelompok dengan tunas baru dibawahnya. Namun, pohon pisang yang tumbuh di Petak 46 RPH Timbrangan, BKPH Kebon, KPH Mantingan, Desa Pasucen, Kecamatan Gunem ini memiliki keunikan tersendiri.
Keunikan pisang yang belum diketahui jenisnya itu secara kasat mata terletak pada buahnya. Tandan buah pisang yang muncul, seolah memiliki tudung yang menutupi buahnya. Buahnya rapat-rapat. Jantung hati pisang unik itu pun tetap hijau meski telah muncul berhari-hari.
"Umumnya jantung hati pisang berwarna merah. Yang menarik lainnya, pisang ini tumbuh soliter, atau tumbuh sendirian, tak memiliki tunas dibawahnya," kata Arif Muslikin kepala RPH Timbrangan.
Arif menyebutkan, pertama kali ia justru mendengar kemunculan pisangsetinggi 2,5 meter itu dari warga yang menggembalakan ternak di kawasan tersebut. "Karena kabar kemunculan pisang unik semakin santer beredar, kamudian kami mengeceknya," ujarnya.
Dari penelusuranya, kemunculan buah pisang bertudung itu merupakan kedua kalinya sejak 2007 lalu. Uniknya lagi, pisang yang saat ini berbuah unik tersebut, tumbuh di tempat sama seperti saat kemunculan pertamanya dulu.
Arif menambahkan, warga setempat percaya kemunculan pisang unik itu kental nuansa mistik. Seorang kiai bahkan menyebut ada semacam pusaka gaib yang tertanam di bawah pohon pisang. Mendengar itu, warga tak satu pun yang berani mencicipi buahnya. "Dulu bahkan kerap didatangi orang dari luar Kabupaten Rembang. Pohon yang pertama dulu dibiarkan mati hingga kemunculannya yang kedua ini," jelasnya.
Melihat keunikan pisang yang buahnya bertudung itu, Administratur KPH Mantingan Abdul Hasan berencana membuat pagar pembatas agar pohon itu tak dirusak. Pihaknya pun berencana mendata ulang seluruh pisang yang tumbuh tak memiliki tunas anakan itu. "Ada kemungkinan ini pisang hutan yang langka dan harus dilindungi. Kami juga berusaha mencari data kejelasan dari jenis apa pisang unik tersebut," katanya. (Saiful Annas, CyberNews) Baca selengkapnya..
Keunikan pisang yang belum diketahui jenisnya itu secara kasat mata terletak pada buahnya. Tandan buah pisang yang muncul, seolah memiliki tudung yang menutupi buahnya. Buahnya rapat-rapat. Jantung hati pisang unik itu pun tetap hijau meski telah muncul berhari-hari.
"Umumnya jantung hati pisang berwarna merah. Yang menarik lainnya, pisang ini tumbuh soliter, atau tumbuh sendirian, tak memiliki tunas dibawahnya," kata Arif Muslikin kepala RPH Timbrangan.
Arif menyebutkan, pertama kali ia justru mendengar kemunculan pisangsetinggi 2,5 meter itu dari warga yang menggembalakan ternak di kawasan tersebut. "Karena kabar kemunculan pisang unik semakin santer beredar, kamudian kami mengeceknya," ujarnya.
Dari penelusuranya, kemunculan buah pisang bertudung itu merupakan kedua kalinya sejak 2007 lalu. Uniknya lagi, pisang yang saat ini berbuah unik tersebut, tumbuh di tempat sama seperti saat kemunculan pertamanya dulu.
Arif menambahkan, warga setempat percaya kemunculan pisang unik itu kental nuansa mistik. Seorang kiai bahkan menyebut ada semacam pusaka gaib yang tertanam di bawah pohon pisang. Mendengar itu, warga tak satu pun yang berani mencicipi buahnya. "Dulu bahkan kerap didatangi orang dari luar Kabupaten Rembang. Pohon yang pertama dulu dibiarkan mati hingga kemunculannya yang kedua ini," jelasnya.
Melihat keunikan pisang yang buahnya bertudung itu, Administratur KPH Mantingan Abdul Hasan berencana membuat pagar pembatas agar pohon itu tak dirusak. Pihaknya pun berencana mendata ulang seluruh pisang yang tumbuh tak memiliki tunas anakan itu. "Ada kemungkinan ini pisang hutan yang langka dan harus dilindungi. Kami juga berusaha mencari data kejelasan dari jenis apa pisang unik tersebut," katanya. (Saiful Annas, CyberNews) Baca selengkapnya..
Facebook Harus Segera Pasang "Tombol Panik"
London: Korban Facebook bukan hanya di Indonesia. Di Inggris, sebuah lembaga perlindungan anak mendesak jejaring sosial terbesar di dunia, Facebook, untuk menambahkan "tombol panik" ke halaman jejaring sosialnya. Hal ini dilakukan terkait peristiwa pembunuhan seorang remaja asal Inggris yang disangkut pautkan dengan Facebook.
Jim Gamble, Kepala Executif Eksploitasi Anak dan Pusat Perlindungan Online (CEOP) mengatakan, awalnya Facebook tidak setuju dengan permintaan yang dibahas pada pertemuan di Washington. Setelah berbicara selama empat jam, Gamble mengatakan Facebook telah mendekati untuk "melakukan hal yang benar", dan pihaknya terus mendesak situs untuk mengubah "kata-kata menjadi tindakan." "Tidak ada keraguan, mereka akan memperbaiki posisi mereka mengenai keselamatan anak. Kami juga menyadari bahwa yang dicari adalah mengubah kata-kata menjadi tindakan," kata Gamble.
Dengan dipasangnya tombol panik, memungkinkan anak-anak yang merasa terancam saat online dapat dengan cepat menghubungi sejumlah sumber bantuan, seperti CEOP atau bantuan anti-penindasan. Politisi, polisi, dan kelompok-kelompok anti-penindasan telah menyuarakan kemarahan mereka kepada situs online raksasa yang tidak tunduk pada peraturan untuk menyertakan sistem tersebut.
Baru-baru ini seorang pria megunakan Facebook untuk memikat, memperkosa, dan membunuh seorang gadis remaja. Peter Chapman berpose sebagai seorang anak muda untuk memikat gadis remaja berusia 17 tahun, Ashleigh Hall yang akhirnya tewas dibunuh. Wah kalau di Inggris sudah demikian, bagaimana dengan di Indonesia ya?.(AFP/AST)
sumber : liputan6.com Baca selengkapnya..
Jim Gamble, Kepala Executif Eksploitasi Anak dan Pusat Perlindungan Online (CEOP) mengatakan, awalnya Facebook tidak setuju dengan permintaan yang dibahas pada pertemuan di Washington. Setelah berbicara selama empat jam, Gamble mengatakan Facebook telah mendekati untuk "melakukan hal yang benar", dan pihaknya terus mendesak situs untuk mengubah "kata-kata menjadi tindakan." "Tidak ada keraguan, mereka akan memperbaiki posisi mereka mengenai keselamatan anak. Kami juga menyadari bahwa yang dicari adalah mengubah kata-kata menjadi tindakan," kata Gamble.
Dengan dipasangnya tombol panik, memungkinkan anak-anak yang merasa terancam saat online dapat dengan cepat menghubungi sejumlah sumber bantuan, seperti CEOP atau bantuan anti-penindasan. Politisi, polisi, dan kelompok-kelompok anti-penindasan telah menyuarakan kemarahan mereka kepada situs online raksasa yang tidak tunduk pada peraturan untuk menyertakan sistem tersebut.
Baru-baru ini seorang pria megunakan Facebook untuk memikat, memperkosa, dan membunuh seorang gadis remaja. Peter Chapman berpose sebagai seorang anak muda untuk memikat gadis remaja berusia 17 tahun, Ashleigh Hall yang akhirnya tewas dibunuh. Wah kalau di Inggris sudah demikian, bagaimana dengan di Indonesia ya?.(AFP/AST)
sumber : liputan6.com Baca selengkapnya..
Survei: Anak Yatim "Berkabung" Hingga Dewasa
NEW YORK--Tepat sekali anjuran Rasulullah SAW untuk memuliakan anak yatim. Bahkan, Beliau menjamin para penyantun anak yatim akan bersanding dengan manusia agung itu di surga.
Sebuah survei terbaru menyebutkan, anak yatim dan mereka yang kehilangan orang-orang terdekatnya ketika masih anak-anak, maka kesedihan akan terus dibawanya hingga dewasa. Survei yang dihajat oleh Comfort Zone Camp, sebuah organisasi nirlaba peduli anak dan Matthew Greenwald and Associates Inc ini menyebutkan, 73 persen orang desawa menyatakan hidupnya akan lebih indah jika mereka tak kehilangan orang tuanya ketika anak-anak.
Secara rinci, dari 1.006 responden yang merupakan pria dan wanita dewasa berusia 25 tahun atau lebih. Mereka adalah orang-orang yang pernah kehilangan saudara, ayah, atau ibu ketika anak-anak. Penelitian yang dilakukan pada kurun November-Desember tahun lalu itu memiliki margin kesalahan 3,2 persen.
Mayoritas partisipan menyatakan, mereka paling tidak membutuhkan waktu satu tahun untuk menerima kondisi baru pascakematian orang tua mereka. Bahkan, penyangkalan kerap terjadi hingga remaja. Mereka juga menyatakan rela menukarkan satu tahun umurnya dengan satu hari saja kembali berkumpul dengan almarhum ayah atau ibu mereka.
Namun bagaimanapun, ada sisi positifnya dari kejadian trauma masa kecil ini. Mereka biasanya cenderung lebih kuat dan sangat menyayangi keluarganya ketika telah dewasa dan menikah.
"keluarga adalah sebuah kesatuan dimana setiap orang memainkan peran yang signifikan dalam sebuah ikatan serupa rantai," kata Pete Shrock, direktur program nasional Comfort Zone. Menurutnya, apa yang dialami satu orang tak akan sama dengan apa yang dialami orang lain.
Tidak ada satu cara untuk menafsirkan masing-masing individu gagasan "jauh lebih baik," kata Pete Shrock, direktur program nasional di Comfort Zone. Tetapi dengan setiap kerugian, hidup ini akan berbeda, namun itu tidak berarti bahwa akan lebih buruk.
Sedang 85 persen orang tua yang kehilangan pasangannya ketika anak-anak mereka masih kecil menyebut, mereka merasa "berat" ketika harus melihat buah hatinya "kehilangan kebahagian masa kanak-kanak mereka."
Kate Killion, 53 tahun, salah seorang nara sumber dalam penelitian itu menyatakan kehilangan keluarganya pada usia 8 tahun. Dia menjalani hidup dengan berat, apalagi lingkungannya tak pernah memberikan penjelasan tentang apa itu kematian dan memahami duka cita yang dialaminya."Orang dewasa mencoba melindungi saya, tapi mereka tak pernah membincangkan tentang kematian. Ini salah. Beri anak kesempatan untuk mengekspresikan kesedihannya dan membantu mereka melewati rasa kehilangan itu sangat penting," ujarnya.
Killion bisa menerima rasa kehilangan itu ketika usia 20 tahun, saat seseorang mengajaknya berbincang tentang kematian. Dia merasa beruntung karena itu, tidak seperti abangnya -- saat orang tuanya meninggal masih berusia 12 tahun -- yang menjadi orang yang tertutup hingga tua. "Ketika kita kehilangan orang tua kita saat belia, dunia seperti berhenti dan hidup berubah. Perlu bertahun-tahun, bahkan hingga puluhan tahun, untuk berdamai dengan rasa kehilangan itu," ujarnya. (republika.co.id) Baca selengkapnya..
Sebuah survei terbaru menyebutkan, anak yatim dan mereka yang kehilangan orang-orang terdekatnya ketika masih anak-anak, maka kesedihan akan terus dibawanya hingga dewasa. Survei yang dihajat oleh Comfort Zone Camp, sebuah organisasi nirlaba peduli anak dan Matthew Greenwald and Associates Inc ini menyebutkan, 73 persen orang desawa menyatakan hidupnya akan lebih indah jika mereka tak kehilangan orang tuanya ketika anak-anak.
Secara rinci, dari 1.006 responden yang merupakan pria dan wanita dewasa berusia 25 tahun atau lebih. Mereka adalah orang-orang yang pernah kehilangan saudara, ayah, atau ibu ketika anak-anak. Penelitian yang dilakukan pada kurun November-Desember tahun lalu itu memiliki margin kesalahan 3,2 persen.
Mayoritas partisipan menyatakan, mereka paling tidak membutuhkan waktu satu tahun untuk menerima kondisi baru pascakematian orang tua mereka. Bahkan, penyangkalan kerap terjadi hingga remaja. Mereka juga menyatakan rela menukarkan satu tahun umurnya dengan satu hari saja kembali berkumpul dengan almarhum ayah atau ibu mereka.
Namun bagaimanapun, ada sisi positifnya dari kejadian trauma masa kecil ini. Mereka biasanya cenderung lebih kuat dan sangat menyayangi keluarganya ketika telah dewasa dan menikah.
"keluarga adalah sebuah kesatuan dimana setiap orang memainkan peran yang signifikan dalam sebuah ikatan serupa rantai," kata Pete Shrock, direktur program nasional Comfort Zone. Menurutnya, apa yang dialami satu orang tak akan sama dengan apa yang dialami orang lain.
Tidak ada satu cara untuk menafsirkan masing-masing individu gagasan "jauh lebih baik," kata Pete Shrock, direktur program nasional di Comfort Zone. Tetapi dengan setiap kerugian, hidup ini akan berbeda, namun itu tidak berarti bahwa akan lebih buruk.
Sedang 85 persen orang tua yang kehilangan pasangannya ketika anak-anak mereka masih kecil menyebut, mereka merasa "berat" ketika harus melihat buah hatinya "kehilangan kebahagian masa kanak-kanak mereka."
Kate Killion, 53 tahun, salah seorang nara sumber dalam penelitian itu menyatakan kehilangan keluarganya pada usia 8 tahun. Dia menjalani hidup dengan berat, apalagi lingkungannya tak pernah memberikan penjelasan tentang apa itu kematian dan memahami duka cita yang dialaminya."Orang dewasa mencoba melindungi saya, tapi mereka tak pernah membincangkan tentang kematian. Ini salah. Beri anak kesempatan untuk mengekspresikan kesedihannya dan membantu mereka melewati rasa kehilangan itu sangat penting," ujarnya.
Killion bisa menerima rasa kehilangan itu ketika usia 20 tahun, saat seseorang mengajaknya berbincang tentang kematian. Dia merasa beruntung karena itu, tidak seperti abangnya -- saat orang tuanya meninggal masih berusia 12 tahun -- yang menjadi orang yang tertutup hingga tua. "Ketika kita kehilangan orang tua kita saat belia, dunia seperti berhenti dan hidup berubah. Perlu bertahun-tahun, bahkan hingga puluhan tahun, untuk berdamai dengan rasa kehilangan itu," ujarnya. (republika.co.id) Baca selengkapnya..
Tanaman dapat mengenali saudara kandungnya
Berdasarkan penemuan baru yang dilakukan oleh ilmuwan Kanada, tanaman memiliki hubungan sosial yang kompleks dan dapat mengenali kakak dan adik mereka.
Saat ditanam di pot yang sama, tanaman dari “induk” yang sama saling mengenal satu dengan lainnya dan mengurangi persaingan air dan mineral dengan membatasi jumlah akar yang tumbuh.
Namun apabila berbagi dalam satu pot dengan tanaman lain yang berspesies sama, mereka lebih kompetitif dan menumbuhkan lebih banyak akar untuk menyerap nutrisi lebih cepat, berikut temuan para peneliti.
Para ilmuwan belum sungguh-sungguh memahami bagaimana sebenarnya tanaman dapat saling mengenal satu dengan lainnya, namun telah dapat membuktikan kemampuan tanaman dalam membedakan sesamanya dan menunjukkan pilihan yang lebih disukainya.
“Kemampuan mengenal dan merasa pada hewan adalah hal biasa, namun ini adalah pertama kalinya ditemukan dalam tanaman,” ujar Profesor Susan Dudley, seorang profesor Biologi di Universitas McMaster, Kanada.
Studi ini memeriksa sifat dari “sea rocket”, sejenis anggota keluarga mustard yang biasanya terdapat di pantai-pantai dan bukit garam di Amerika Utara.
Studi lebih lanjut sedang dilakukan dan hasil awal menunjukkan bahwa setidaknya dua spesies tanaman menunjukkan kemampuan serupa dalam meng enali sesamanya.
Para ilmuwan telah mengetahui bahwa tanaman dapat ‘melihat’ tetangganya dengan cara mengamati perubahan panjang gelombang cahaya yang dihasilkan pigmen klorofil hijau di dekat daun tanaman.
Studi lain juga menunjukkan bahwa tanaman merespon dan mengenali satu dengan lainnya melalui jaringan akar dalam tanah.
Hal ini memberikan inspirasi bagi Profesor Dudley untuk meneliti pertalian kekeluargaan dan hubungannya dengan persaingan antar tanaman.
Para pecinta kebun mungkin tertarik pada penemuan ini, yang menyarankan tanaman dengan jenis sama lebih baik dikelompokkan bersama.
Namun Profesor Dudley berkesimpulan: “Semakin kita mengetahui proses hidup tanaman, semakin rumit interaksi antara mereka, jadi mungkin akan lebih sulit untuk memprediksi hasil akhirnya saat kalian mencampurkan orang-orang berbeda dalam satu pesta.”
Sumber : erabaru.or.id Baca selengkapnya..
Saat ditanam di pot yang sama, tanaman dari “induk” yang sama saling mengenal satu dengan lainnya dan mengurangi persaingan air dan mineral dengan membatasi jumlah akar yang tumbuh.
Namun apabila berbagi dalam satu pot dengan tanaman lain yang berspesies sama, mereka lebih kompetitif dan menumbuhkan lebih banyak akar untuk menyerap nutrisi lebih cepat, berikut temuan para peneliti.
Para ilmuwan belum sungguh-sungguh memahami bagaimana sebenarnya tanaman dapat saling mengenal satu dengan lainnya, namun telah dapat membuktikan kemampuan tanaman dalam membedakan sesamanya dan menunjukkan pilihan yang lebih disukainya.
“Kemampuan mengenal dan merasa pada hewan adalah hal biasa, namun ini adalah pertama kalinya ditemukan dalam tanaman,” ujar Profesor Susan Dudley, seorang profesor Biologi di Universitas McMaster, Kanada.
Studi ini memeriksa sifat dari “sea rocket”, sejenis anggota keluarga mustard yang biasanya terdapat di pantai-pantai dan bukit garam di Amerika Utara.
Studi lebih lanjut sedang dilakukan dan hasil awal menunjukkan bahwa setidaknya dua spesies tanaman menunjukkan kemampuan serupa dalam meng enali sesamanya.
Para ilmuwan telah mengetahui bahwa tanaman dapat ‘melihat’ tetangganya dengan cara mengamati perubahan panjang gelombang cahaya yang dihasilkan pigmen klorofil hijau di dekat daun tanaman.
Studi lain juga menunjukkan bahwa tanaman merespon dan mengenali satu dengan lainnya melalui jaringan akar dalam tanah.
Hal ini memberikan inspirasi bagi Profesor Dudley untuk meneliti pertalian kekeluargaan dan hubungannya dengan persaingan antar tanaman.
Para pecinta kebun mungkin tertarik pada penemuan ini, yang menyarankan tanaman dengan jenis sama lebih baik dikelompokkan bersama.
Namun Profesor Dudley berkesimpulan: “Semakin kita mengetahui proses hidup tanaman, semakin rumit interaksi antara mereka, jadi mungkin akan lebih sulit untuk memprediksi hasil akhirnya saat kalian mencampurkan orang-orang berbeda dalam satu pesta.”
Sumber : erabaru.or.id Baca selengkapnya..
Ikan tropis bisa hidup tanpa air
Penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan AS mengungkapkan, ikan tropis yang hidup di rawa-rawa ternyata bisa bertahan hidup berbulan-bulan tanpa air. Salah satu jenis ikan tersebut adalah mangrove rivulus (Rivulus marmoratus) yang hidup di rawa-rawa berbakau sepanjang Benua Amerika.
Begitu musim paceklik tiba dan air menyusut, tak jarang ikan yang hanya dapat tumbuh hingga ukuran 7,5 centimeter ini terjebak di rongga batang pohon yang dibuat serangga, tempurung kelapa, bahkan kaleng bekas. Mereka hidup bergerombol dalam lubang tanah dan bernapas menggunakan kulitnya daripada insangnya.
Berbeda dengan sebagian besar ikan yang bernapas dengan insang, mangrove rivulus bernapas dengan kulit. Ketika habitat mulai mengering, mereka bersembunyi dalam lubang-lubang tanah, bahkan tempurung kelapa atau kaleng minuman.
Dalam persembunyian, ikan-ikan tersebut bernapas dengan kulit dan mampu hidup berbulan-bulan tanpa air. Setelah hujan tiba dan air kembali menggenangi habitat, mereka keluar dari persembunyian dan hidup layaknya ikan biasa.
Scott Taylor, seorang peneliti dari Program Tanah Lingkungan Terancam Daerah Brevard di Florida, AS, tanpa sengaja mengetahuinya saat melakukan penelitian di Belize, Amerika Tengah. Jenis ikan tropis tersebut sebenarnya juga dapat ditemukan di Brasil maupun AS.
“Kami membongkar sebuah batang pohon dan ikan tersebut muncul tiba-tiba,” ujar Taylor. Kemudian hasil pengujian yang dilakukannya di laboratorium memperlihatkan ikan tersebut bertahan hingga lebih dari 66 hari tanpa air dan makanan. Yang mengejutkan, sistem metabolisme tubuhnya tetap berfungsi normal.
Sejumlah jenis ikan diketahui memiliki kemampuan bertahan hidup tanpa air dan makanan namun belum ada yang selama ini. Coba lihat, ikan lele yang dapat merangkak di darat sampai berjam-jam. Ikan paru-paru di Australia, Afrika, dan Amerika Selatan juga dapat hidup tanpa air namun hanya pada periode dormansi (puasa di musim panas).
Kemampuan ikan ini mungkin memberi petunjuk bagaimana hewan air mulai berkembang di darat. Patricia Wright, seorang biolog dari Universitas Guelph, Kanada, mengatakan habitat ikan tersebut mirip dengan kondisi lingkungan jutaan tahun lalu saat hewan mulai melakukan migrasi dari air ke darat.
Tidak hanya tahan tanpa air, ikan mangrove rivulus juga memiliki kondisi seksual yang ganjil. Setiap ikan memiliki testis dan ovarium alias partenogenesis sehingga dapat melakukan hubungan secara mandiri dengan membuahi sel telurnya sendiri di dalam tubuh. “Ia mungkin ikan paling mantap, tidak hanya memiliki seks yang ganjil tapi juga tidak memiliki kehidupan standar seperti ikan lainnya,” ujar Taylor.
Sumber : timetotalks.blogspot.com Baca selengkapnya..
Begitu musim paceklik tiba dan air menyusut, tak jarang ikan yang hanya dapat tumbuh hingga ukuran 7,5 centimeter ini terjebak di rongga batang pohon yang dibuat serangga, tempurung kelapa, bahkan kaleng bekas. Mereka hidup bergerombol dalam lubang tanah dan bernapas menggunakan kulitnya daripada insangnya.
Berbeda dengan sebagian besar ikan yang bernapas dengan insang, mangrove rivulus bernapas dengan kulit. Ketika habitat mulai mengering, mereka bersembunyi dalam lubang-lubang tanah, bahkan tempurung kelapa atau kaleng minuman.
Dalam persembunyian, ikan-ikan tersebut bernapas dengan kulit dan mampu hidup berbulan-bulan tanpa air. Setelah hujan tiba dan air kembali menggenangi habitat, mereka keluar dari persembunyian dan hidup layaknya ikan biasa.
Scott Taylor, seorang peneliti dari Program Tanah Lingkungan Terancam Daerah Brevard di Florida, AS, tanpa sengaja mengetahuinya saat melakukan penelitian di Belize, Amerika Tengah. Jenis ikan tropis tersebut sebenarnya juga dapat ditemukan di Brasil maupun AS.
“Kami membongkar sebuah batang pohon dan ikan tersebut muncul tiba-tiba,” ujar Taylor. Kemudian hasil pengujian yang dilakukannya di laboratorium memperlihatkan ikan tersebut bertahan hingga lebih dari 66 hari tanpa air dan makanan. Yang mengejutkan, sistem metabolisme tubuhnya tetap berfungsi normal.
Sejumlah jenis ikan diketahui memiliki kemampuan bertahan hidup tanpa air dan makanan namun belum ada yang selama ini. Coba lihat, ikan lele yang dapat merangkak di darat sampai berjam-jam. Ikan paru-paru di Australia, Afrika, dan Amerika Selatan juga dapat hidup tanpa air namun hanya pada periode dormansi (puasa di musim panas).
Kemampuan ikan ini mungkin memberi petunjuk bagaimana hewan air mulai berkembang di darat. Patricia Wright, seorang biolog dari Universitas Guelph, Kanada, mengatakan habitat ikan tersebut mirip dengan kondisi lingkungan jutaan tahun lalu saat hewan mulai melakukan migrasi dari air ke darat.
Tidak hanya tahan tanpa air, ikan mangrove rivulus juga memiliki kondisi seksual yang ganjil. Setiap ikan memiliki testis dan ovarium alias partenogenesis sehingga dapat melakukan hubungan secara mandiri dengan membuahi sel telurnya sendiri di dalam tubuh. “Ia mungkin ikan paling mantap, tidak hanya memiliki seks yang ganjil tapi juga tidak memiliki kehidupan standar seperti ikan lainnya,” ujar Taylor.
Sumber : timetotalks.blogspot.com Baca selengkapnya..
14/04/10
Kesalahan Fatal Facebooker
" Menurut survey, 30% perusahaan menggunakan Facebook untuk menilai calon pegawainya. Jadi, jangan sembarang menulis atau meng-upload sesuatu di account Anda. Hindari 6 kesalahan fatal di bawah ini. "
1. Foto profil yang kurang “sopan”
Sekilas tidak ada yang salah dari memasang foto profil yang menunjukkan Anda sedang berpose menggoda atau menenggak sebotol minuman keras. Namun jika foto tersebut dilihat oleh calon atasan, imej profesional Anda akan langsung runtuh.
2. Mengeluh tentang pekerjaan
Bisa berupa keluhan tentang pekerjaan yang menumpuk, atau uneg-uneg akan atasan yang tidak kompeten. Mengeluh itu wajar, namun jika Anda melakukannya di forum publik, lain lagi ceritanya.
3. Menulis sesuatu yang bertentangan dengan isi CV
Anda menulis 1984 sebagai tahun lahir Anda di dalam CV. Tapi di Facebook, tahun lahir Anda 1979. Sekecil apapun perbedaan data diri tersebut, Anda beresiko dicap tidak jujur. Minimal ceroboh dan tidak teliti.
4. Menulis status “mengadu”
Hati-hati saat menulis status seperti, “Tommy nggak masuk hari ini karena “sakit”, padahal lagi liburan di Bali. Sementara aku terkurung dengan kerjaan yang menumpuk.” Bukan hanya nama baik teman Anda saja yang dipertaruhkan, tapi juga kredibilitas Anda sendiri. Anda akan terlihat licik dan tidak dapat dipercaya.
5. Tidak menggunakan fasilitas Privacy Setting
Kita dapat mengatur siapa saja yang bisa melihat profil lengkap kita, siapa yang tidak bisa melihat foto-foto tertentu, dsb. Sayangnya, tidak semua pengguna Facebook memanfaatkan fasilitas ini. Bahkan banyak yang tidak mengerti atau tidak tahu sama sekali.
6. Pencemaran nama baik
Anda sudah menjaga halaman Facebook Anda baik-baik sehingga terlihat profesional. Tiba-tiba seorang teman meng-upload foto Anda yang sedang mabuk, dan tentunya tak lupa men-tag Anda. Rajin-rajinlah mengecek Facebook Anda sehingga bisa langsung menghapus konten yang tidak diinginkan.
Sumber : yahoo.co.id Baca selengkapnya..
1. Foto profil yang kurang “sopan”
Sekilas tidak ada yang salah dari memasang foto profil yang menunjukkan Anda sedang berpose menggoda atau menenggak sebotol minuman keras. Namun jika foto tersebut dilihat oleh calon atasan, imej profesional Anda akan langsung runtuh.
2. Mengeluh tentang pekerjaan
Bisa berupa keluhan tentang pekerjaan yang menumpuk, atau uneg-uneg akan atasan yang tidak kompeten. Mengeluh itu wajar, namun jika Anda melakukannya di forum publik, lain lagi ceritanya.
3. Menulis sesuatu yang bertentangan dengan isi CV
Anda menulis 1984 sebagai tahun lahir Anda di dalam CV. Tapi di Facebook, tahun lahir Anda 1979. Sekecil apapun perbedaan data diri tersebut, Anda beresiko dicap tidak jujur. Minimal ceroboh dan tidak teliti.
4. Menulis status “mengadu”
Hati-hati saat menulis status seperti, “Tommy nggak masuk hari ini karena “sakit”, padahal lagi liburan di Bali. Sementara aku terkurung dengan kerjaan yang menumpuk.” Bukan hanya nama baik teman Anda saja yang dipertaruhkan, tapi juga kredibilitas Anda sendiri. Anda akan terlihat licik dan tidak dapat dipercaya.
5. Tidak menggunakan fasilitas Privacy Setting
Kita dapat mengatur siapa saja yang bisa melihat profil lengkap kita, siapa yang tidak bisa melihat foto-foto tertentu, dsb. Sayangnya, tidak semua pengguna Facebook memanfaatkan fasilitas ini. Bahkan banyak yang tidak mengerti atau tidak tahu sama sekali.
6. Pencemaran nama baik
Anda sudah menjaga halaman Facebook Anda baik-baik sehingga terlihat profesional. Tiba-tiba seorang teman meng-upload foto Anda yang sedang mabuk, dan tentunya tak lupa men-tag Anda. Rajin-rajinlah mengecek Facebook Anda sehingga bisa langsung menghapus konten yang tidak diinginkan.
Sumber : yahoo.co.id Baca selengkapnya..
Hati Anda Adalah Istana Anda!
Enam cara menghadapi atasan yang menyebalkan.
1. Hati Anda adalah istana Anda! Jangan biarkan orang lain, termasuk atasan Anda yang menyebalkan mempengaruhi suasana hati Anda. Anda adalah seorang "aktor" dan bukan seorang "reaktor" yang hanya bisa bereaksi spontan terhadap apa yang terjadi pada Anda. Kita punya pilihan atas apa yang akan kita lakukan.
2. Buatlah diri Anda tersenyum. Atasan adalah juga seorang pribadi seperti Anda yang sering kali punya banyak masalah dan tekanan. Bicarakan masalah Anda dengan teman ataupun keluarga. Sharing itu menyembuhkan.
3. Hindari benar atau salah. Jika atasan Anda memberikan kritikan yang tidak perlu atau bahkan tidak adil, kadang mudah sekali Anda terlarut dalam debat dengannya. Percayalah, ketika Anda yakin Anda sudah bekerja dengan baik, masalahnya tidak terletak pada diri Anda melainkan pada orang lain. Tidak ada gunanya berdebat sengit tentang siapa yang salah dan benar. Kuasai keadaan dan bersikaplah tenang.
4. Pergilah ambil waktu untuk menikmati diri Anda sendiri ketika Anda betul-betul merasa tertekan dengan sikap bos. Mulailah mendaftar hal-hal apa saja yang membuat Anda bisa rileks dan kembali fresh.
5. Berbicaralah dengan rekan kerja yang menurut Anda cukup dewasa dan obyektif dalam memandang masalah-masalah yang terjadi di kantor, temasuk mungkin kepribadian atasan Anda yang suka marah-marah. Kadang kita bisa lebih memahami orang lain ketika kita tahu latar belakang orang tersebut.
6. Jika atasan Anda menyerang secara tidak rasional, minta dia untuk menjelaskan ulang. Ini akan membantu Boss Anda untuk bisa memahami kekurangan dalam argumennya atau mungkin mendapat pemahaman lain dari sudut pandang Anda. (anthonius_iwan)Tribunnews.com Baca selengkapnya..
1. Hati Anda adalah istana Anda! Jangan biarkan orang lain, termasuk atasan Anda yang menyebalkan mempengaruhi suasana hati Anda. Anda adalah seorang "aktor" dan bukan seorang "reaktor" yang hanya bisa bereaksi spontan terhadap apa yang terjadi pada Anda. Kita punya pilihan atas apa yang akan kita lakukan.
2. Buatlah diri Anda tersenyum. Atasan adalah juga seorang pribadi seperti Anda yang sering kali punya banyak masalah dan tekanan. Bicarakan masalah Anda dengan teman ataupun keluarga. Sharing itu menyembuhkan.
3. Hindari benar atau salah. Jika atasan Anda memberikan kritikan yang tidak perlu atau bahkan tidak adil, kadang mudah sekali Anda terlarut dalam debat dengannya. Percayalah, ketika Anda yakin Anda sudah bekerja dengan baik, masalahnya tidak terletak pada diri Anda melainkan pada orang lain. Tidak ada gunanya berdebat sengit tentang siapa yang salah dan benar. Kuasai keadaan dan bersikaplah tenang.
4. Pergilah ambil waktu untuk menikmati diri Anda sendiri ketika Anda betul-betul merasa tertekan dengan sikap bos. Mulailah mendaftar hal-hal apa saja yang membuat Anda bisa rileks dan kembali fresh.
5. Berbicaralah dengan rekan kerja yang menurut Anda cukup dewasa dan obyektif dalam memandang masalah-masalah yang terjadi di kantor, temasuk mungkin kepribadian atasan Anda yang suka marah-marah. Kadang kita bisa lebih memahami orang lain ketika kita tahu latar belakang orang tersebut.
6. Jika atasan Anda menyerang secara tidak rasional, minta dia untuk menjelaskan ulang. Ini akan membantu Boss Anda untuk bisa memahami kekurangan dalam argumennya atau mungkin mendapat pemahaman lain dari sudut pandang Anda. (anthonius_iwan)Tribunnews.com Baca selengkapnya..
Gara-gara Rokok, Indonesia Resmi Seret AS ke WTO
JAKARTA -- Pemerintah Indonesia resmi menyeret Amerika Serikat (AS) ke organisasi perdagangan dunia (WTO) terkait adanya larangan beredarnya rokok cengkeh diantaranya jenis kretek di negara adidaya tersebut. Kebijakan AS tersebut dinilai deskriminatif oleh pihak Indonesia karena tidak memperbolehkan rokok jenis cengkeh beredar di negara Uwak Sam itu.
“Formalnya sudah dikirim, dan sekarang kita ikuti proses di WTO,” jelas Gusmardi Bustami Dirjen Kerjasama Perdagangan Internasional (KPI), Kementerian Perdagangan, di Jakarta Senin (13/4).
Kepada KONTAN Gusmardi menegaskan, sebelum dibawa ke WTO, keberatan Indonesia sudah disampaikan jauh hari sebelum aturan itu ditetapkan bulan September 2009.
Misalnya saja tahun 2007 lalu, Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu sudah pernah menyatakan keberatannya dengan rancanngan kebijakan peradaran rokok cengkeh tersebut. Bahkan Menteri Perdagangan sempat menyatakan ancamanya untuk menyeret AS ke WTO jika kebijakan tersebut tetap diterapkan. Alasan dari US Food and Drug Administration, larangan rokok dengan rasa cengkeh tersebut diambil atas dasar rokok cengkeh itu sangat menarik bagi anak-anak.
Walupun terlambat, tetapi Kementerian Perdagangan akhirnya resmi mengajukan keberatannya dan akan melakukan tahap pertama dalam sistem penyelesaian sengketa di WTO. “Proses awal adalah kita konsultasi denganm dengan duta besar AS di untuk WTO di Genewa,” kata Gusmardi.
Sebelumnya, Menteri Perdagangan menyatakan deskriminasi yang ada dalam kebijakan AS tersebut adalah, larangan untuk rokok cengkeh tetapi untuk rokok menthol yang juga bersumber dari alam tyetap diperbolehkan. Kebijakan ini dinilai Mari merugikan industri rokok cengkeh yang ada di Indonesia terutama yang melakukan ekspor ke AS. ( Kontan/Asnil Bambani Amri) (tribunnews.com) Baca selengkapnya..
“Formalnya sudah dikirim, dan sekarang kita ikuti proses di WTO,” jelas Gusmardi Bustami Dirjen Kerjasama Perdagangan Internasional (KPI), Kementerian Perdagangan, di Jakarta Senin (13/4).
Kepada KONTAN Gusmardi menegaskan, sebelum dibawa ke WTO, keberatan Indonesia sudah disampaikan jauh hari sebelum aturan itu ditetapkan bulan September 2009.
Misalnya saja tahun 2007 lalu, Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu sudah pernah menyatakan keberatannya dengan rancanngan kebijakan peradaran rokok cengkeh tersebut. Bahkan Menteri Perdagangan sempat menyatakan ancamanya untuk menyeret AS ke WTO jika kebijakan tersebut tetap diterapkan. Alasan dari US Food and Drug Administration, larangan rokok dengan rasa cengkeh tersebut diambil atas dasar rokok cengkeh itu sangat menarik bagi anak-anak.
Walupun terlambat, tetapi Kementerian Perdagangan akhirnya resmi mengajukan keberatannya dan akan melakukan tahap pertama dalam sistem penyelesaian sengketa di WTO. “Proses awal adalah kita konsultasi denganm dengan duta besar AS di untuk WTO di Genewa,” kata Gusmardi.
Sebelumnya, Menteri Perdagangan menyatakan deskriminasi yang ada dalam kebijakan AS tersebut adalah, larangan untuk rokok cengkeh tetapi untuk rokok menthol yang juga bersumber dari alam tyetap diperbolehkan. Kebijakan ini dinilai Mari merugikan industri rokok cengkeh yang ada di Indonesia terutama yang melakukan ekspor ke AS. ( Kontan/Asnil Bambani Amri) (tribunnews.com) Baca selengkapnya..
Cermin
SEORANG pembaca Parodi mengirimkan pertanyaan lewat Facebook. Pertanyaannya begini. ”Saya cuma mau tanya, apakah Bapak pernah menulis tentang berdamai dengan diri sendiri? Apa sih, Pak, bedanya dengan memaafkan diri sendiri? Soalnya selama ini saya memerhatikan Bapak seringnya menulis tentang memaafkan orang lain.
Sejujurnya saya sendiri tak tahu apa arti memaafkan diri sendiri, apalagi berdamai dan terus ditanya perbedaannya. Kalau seringnya saya menulis tentang memaafkan orang lain, itu karena saya pernah melakoninya dan lumayan berhasil. Tetapi, apakah keberhasilan saya untuk bisa memaafkan orang lain itu karena saya sudah mampu memaafkan diri sendiri dan berdamai dengan diri sendiri? Itu yang saya tak tahu.
Waktu itu saya hanya merasa sangat terganggu dengan tidak memaafkan. Makan tak enak, tidur pun tak nyenyak, benar-benar saya rasakan. Gara-gara itulah saya memaafkan sehingga makan jadi enak, tidur jadi nyenyak, tetapi bukan karena saya memaafkan dan berdamai dengan diri saya sendiri terlebih dahulu. Seingat saya sih seperti itu. Saya tak pernah berkata kepada diri saya sendiri, ”Damai yuk, Neng.” Atau ”Maap-maapin, ye.”
Bingung seperti biasa
Kalau saya pikir-pikir, untuk apa, ya memaafkan atau berdamai dengan diri sendiri? Lha wong diri sendiri yaa… pasti dimaafkan, bukan? Masak ada orang membenci dan tak mau berdamai dengan dirinya sendiri? Bukankah perkataan egois itu ada karena kecintaan terhadap diri sendiri secara berlebihan? Kalau saya iri, bahkan sangat iri, karena kalah ganteng dari Justin Timberlake dan tak sekaya Bill Gates atau Mister Buffett, itu seringkali terjadi, tetapi sampai membenci diri sendiri, rasanya belum pernah terjadi.
Bahkan kalau lihat wajah saya yang sebelas dua belas, artinya mirip-mirip dengan jalan yang berlubang gara-gara hujan atau kualitas aspalnya adalah aspal—asli tetapi palsu maksudnya—itu pun saya hanya tertawa saja. Paling pol, cuma geleng-geleng kepala.
Keadaan wajah itu sebuah cermin masa remaja yang penuh gejolak, salah satunya gara-gara membaca buku Nick Carter dan kemudian saluran pembuangannya salah, termasuk jatuh cinta kepada orang yang salah, saat yang salah juga.
Makanya, mau dioperasi supaya tak berlubang kok sayang, seperti menghapus album masa lalu, sebuah masa yang syukur- syukur bisa saya lakoni meski saya tak mau kembali lagi. Tetapi, kalau tak dibenahi, ketika melihat cermin, kok seram juga dan membuat orang selalu memberi jarak saat berciuman pipi dengan saya. Apakah mungkin manusia yang memutuskan gantung diri atau menghabiskan nyawanya sendiri dengan cara apa pun juga disebut seseorang yang tak bisa memaafkan dan berdamai dengan dirinya sendiri? Saya benar-benar tak tahu. Bingung seperti biasa.
Libur selama tiga hari, minggu lalu, saya terserang diare plus batuk yang membuat dada dan seluruh badan terasa sakit. Kalau sudah dalam keadaan seperti itu, obat mujarab adalah bukan obat, bukan istirahat, tetapi dicium dan dipeluk. Siapa yang mencium dan siapa yang mau memeluk, itu masalahnya. Karena tinggal sendiri, yaaa... terpaksa memeluk bantal. Saya tak pernah memeluk guling, pernah sekali waktu memeluk ”tetangga”.
Saat-saat seperti itu biasanya godaan seringkali muncul, seperti berkeinginan menghubungi si ”tetangga” itu lagi. Hanya mendengar suaranya saja, biasanya bisa menyembuhkan. Batin terutama. Karena kalau batin sembuh dan senang, fisiknya juga bisa terkena imbas. Mungkin itu sebabnya selalu saja ada kesenangan dalam perselingkuhan, selain mendapat hal-hal yang lainnya juga. Seperti pabrik mobil, misalnya. Kata teman saya, kalau hanya dapat barang bermerek sudah basi.
Kayaknya ”lho”
Kemudian saya teringat belasan tahun lalu saat saya mau tak mau menghadapi ayah tercinta untuk memberi tahu saya ini termasuk pria flamboyan yang tak akan menikah. Saya berkeinginan memberitahukan agar ia jangan sampai menjadi seperti pungguk merindukan bulan.
Sebelum itu, saya bertanya kepada teman-teman mengenai keinginan memberi tahu orangtua tentang keadaan itu. Tak satu pun dari mereka menyetujui, salah satunya memberi pernyataan yang membuat saya mengurungkan niat selama beberapa bulan.
”Mbok ndak usah diomongin. Dia pasti juga tahu. Lha wong semut, lalet, kecoak saja tahu kalau lo tu jalannya udah miring kayak Kopaja. Nanti kalau bapakmu mati gara-gara pengakuanmu, apa kamu enggak nyesel seumur hidupmu. Apa kamu akan bisa memaafkan dirimu kalau dia game over gara-gara omonganmu itu?”
Pendapatnya itu membuat saya tak bisa tidur. Apa benar orangtua tak sepatutnya tahu hal-hal semacam ini? Apakah mereka takut menerima kenyataan kalau anaknya memberi tahu jalannya miring dan mau mengalahkan Naomi Campbell? Apakah ia akan memaafkan dan berdamai dengan dirinya terlebih dahulu sebelum menghakimi anaknya? Mungkinkah ia harus berdamai terlebih dahulu agar tak hanya menyalahkan hasilnya, tetapi mengakui mutu ladangnya juga tak hebat-hebat amat?
Tak seperti seorang teman yang sebelas dua belas dengan saya, meski bedanya karena ia berbadan dan berotot besar yang sudah mirip Superman, Batman, dan semua yang man-man itu, meski bercita-cita mengalahkan Naomi dan kawan-kawannya melenggang di atas catwalk. Oleh karenannya, setiap kembali ke rumah orangtuanya, terpaksa berjalan segagah tentara yang mau maju ke medan perang. ”Ketahuan nyokap-bokap, matilah gue.”
Pernyataannya itu membuat saya berpikir, apakah selama tahun-tahun ini ayah dan ibu saya merasa bersalah anaknya jalannya miring mirip bus Kopaja? Apakah mungkin mereka sudah berdamai dan memaafkan diri mereka sendiri sehingga selama ini kami semua riang gembira dan saya tak perlu pulang ke rumah layaknya tentara yang mau ke medan perang? Meski berdasarkan pengalaman pribadi, yang paling ribut kalau saya menjadi diri sendiri justru mereka yang secara tak langsung menyebut dirinya ”wakil” Tuhan di Bumi.
Supaya tak ribut, sepertinya saya harus menyediakan waktu bercermin, dan memaafkan diri sendiri, kalau perlu. Setelah memaafkan, biasanya sih ada damai. Nah, kalau yang di dalam damai, yaa… yang di luar turut damai juga. Kayaknya, lho.
Samuel Mulia, Penulis mode dan gaya hidup (kompas.com) Baca selengkapnya..
Sejujurnya saya sendiri tak tahu apa arti memaafkan diri sendiri, apalagi berdamai dan terus ditanya perbedaannya. Kalau seringnya saya menulis tentang memaafkan orang lain, itu karena saya pernah melakoninya dan lumayan berhasil. Tetapi, apakah keberhasilan saya untuk bisa memaafkan orang lain itu karena saya sudah mampu memaafkan diri sendiri dan berdamai dengan diri sendiri? Itu yang saya tak tahu.
Waktu itu saya hanya merasa sangat terganggu dengan tidak memaafkan. Makan tak enak, tidur pun tak nyenyak, benar-benar saya rasakan. Gara-gara itulah saya memaafkan sehingga makan jadi enak, tidur jadi nyenyak, tetapi bukan karena saya memaafkan dan berdamai dengan diri saya sendiri terlebih dahulu. Seingat saya sih seperti itu. Saya tak pernah berkata kepada diri saya sendiri, ”Damai yuk, Neng.” Atau ”Maap-maapin, ye.”
Bingung seperti biasa
Kalau saya pikir-pikir, untuk apa, ya memaafkan atau berdamai dengan diri sendiri? Lha wong diri sendiri yaa… pasti dimaafkan, bukan? Masak ada orang membenci dan tak mau berdamai dengan dirinya sendiri? Bukankah perkataan egois itu ada karena kecintaan terhadap diri sendiri secara berlebihan? Kalau saya iri, bahkan sangat iri, karena kalah ganteng dari Justin Timberlake dan tak sekaya Bill Gates atau Mister Buffett, itu seringkali terjadi, tetapi sampai membenci diri sendiri, rasanya belum pernah terjadi.
Bahkan kalau lihat wajah saya yang sebelas dua belas, artinya mirip-mirip dengan jalan yang berlubang gara-gara hujan atau kualitas aspalnya adalah aspal—asli tetapi palsu maksudnya—itu pun saya hanya tertawa saja. Paling pol, cuma geleng-geleng kepala.
Keadaan wajah itu sebuah cermin masa remaja yang penuh gejolak, salah satunya gara-gara membaca buku Nick Carter dan kemudian saluran pembuangannya salah, termasuk jatuh cinta kepada orang yang salah, saat yang salah juga.
Makanya, mau dioperasi supaya tak berlubang kok sayang, seperti menghapus album masa lalu, sebuah masa yang syukur- syukur bisa saya lakoni meski saya tak mau kembali lagi. Tetapi, kalau tak dibenahi, ketika melihat cermin, kok seram juga dan membuat orang selalu memberi jarak saat berciuman pipi dengan saya. Apakah mungkin manusia yang memutuskan gantung diri atau menghabiskan nyawanya sendiri dengan cara apa pun juga disebut seseorang yang tak bisa memaafkan dan berdamai dengan dirinya sendiri? Saya benar-benar tak tahu. Bingung seperti biasa.
Libur selama tiga hari, minggu lalu, saya terserang diare plus batuk yang membuat dada dan seluruh badan terasa sakit. Kalau sudah dalam keadaan seperti itu, obat mujarab adalah bukan obat, bukan istirahat, tetapi dicium dan dipeluk. Siapa yang mencium dan siapa yang mau memeluk, itu masalahnya. Karena tinggal sendiri, yaaa... terpaksa memeluk bantal. Saya tak pernah memeluk guling, pernah sekali waktu memeluk ”tetangga”.
Saat-saat seperti itu biasanya godaan seringkali muncul, seperti berkeinginan menghubungi si ”tetangga” itu lagi. Hanya mendengar suaranya saja, biasanya bisa menyembuhkan. Batin terutama. Karena kalau batin sembuh dan senang, fisiknya juga bisa terkena imbas. Mungkin itu sebabnya selalu saja ada kesenangan dalam perselingkuhan, selain mendapat hal-hal yang lainnya juga. Seperti pabrik mobil, misalnya. Kata teman saya, kalau hanya dapat barang bermerek sudah basi.
Kayaknya ”lho”
Kemudian saya teringat belasan tahun lalu saat saya mau tak mau menghadapi ayah tercinta untuk memberi tahu saya ini termasuk pria flamboyan yang tak akan menikah. Saya berkeinginan memberitahukan agar ia jangan sampai menjadi seperti pungguk merindukan bulan.
Sebelum itu, saya bertanya kepada teman-teman mengenai keinginan memberi tahu orangtua tentang keadaan itu. Tak satu pun dari mereka menyetujui, salah satunya memberi pernyataan yang membuat saya mengurungkan niat selama beberapa bulan.
”Mbok ndak usah diomongin. Dia pasti juga tahu. Lha wong semut, lalet, kecoak saja tahu kalau lo tu jalannya udah miring kayak Kopaja. Nanti kalau bapakmu mati gara-gara pengakuanmu, apa kamu enggak nyesel seumur hidupmu. Apa kamu akan bisa memaafkan dirimu kalau dia game over gara-gara omonganmu itu?”
Pendapatnya itu membuat saya tak bisa tidur. Apa benar orangtua tak sepatutnya tahu hal-hal semacam ini? Apakah mereka takut menerima kenyataan kalau anaknya memberi tahu jalannya miring dan mau mengalahkan Naomi Campbell? Apakah ia akan memaafkan dan berdamai dengan dirinya terlebih dahulu sebelum menghakimi anaknya? Mungkinkah ia harus berdamai terlebih dahulu agar tak hanya menyalahkan hasilnya, tetapi mengakui mutu ladangnya juga tak hebat-hebat amat?
Tak seperti seorang teman yang sebelas dua belas dengan saya, meski bedanya karena ia berbadan dan berotot besar yang sudah mirip Superman, Batman, dan semua yang man-man itu, meski bercita-cita mengalahkan Naomi dan kawan-kawannya melenggang di atas catwalk. Oleh karenannya, setiap kembali ke rumah orangtuanya, terpaksa berjalan segagah tentara yang mau maju ke medan perang. ”Ketahuan nyokap-bokap, matilah gue.”
Pernyataannya itu membuat saya berpikir, apakah selama tahun-tahun ini ayah dan ibu saya merasa bersalah anaknya jalannya miring mirip bus Kopaja? Apakah mungkin mereka sudah berdamai dan memaafkan diri mereka sendiri sehingga selama ini kami semua riang gembira dan saya tak perlu pulang ke rumah layaknya tentara yang mau ke medan perang? Meski berdasarkan pengalaman pribadi, yang paling ribut kalau saya menjadi diri sendiri justru mereka yang secara tak langsung menyebut dirinya ”wakil” Tuhan di Bumi.
Supaya tak ribut, sepertinya saya harus menyediakan waktu bercermin, dan memaafkan diri sendiri, kalau perlu. Setelah memaafkan, biasanya sih ada damai. Nah, kalau yang di dalam damai, yaa… yang di luar turut damai juga. Kayaknya, lho.
Samuel Mulia, Penulis mode dan gaya hidup (kompas.com) Baca selengkapnya..
Parodi: Bernilaikah Saya?
Suatu malam setelah bekerja seharian, saya kelaparan. Hari itu mulut dan perut ingin dikenyangkan dengan makanan ala Indonesia. Maka saya memilih sebuah warung di mal. Yaah… warung sekarang bisa berdiri di mal. Makanan ndeso masuk pasar papan atas. Harganya tentu beda. Mereka menjual makanan rakyat dengan harga setinggi langit, dengan dekor dan pernik perlengkapan makanannya murah meriah. Mau dikatakan itu tidak adil... saya sendiri saja tak tahu adil itu artinya apa. Apalagi tidak adil.
Saya memilih tempat duduk di luar, bisa memerhatikan gaya orang lalu lalang berjalan, gaya mereka berdandan. Belum lagi kalau memergoki gaya beberapa pribadi kondang yang acap kali muncul di pasar rakyat papan atas itu. Biasanya, pemandangan semacam itu memancing diskusi dengan teman-teman. Maksudnya, membicarakan kekurangan orang lain.
Pertanyaan 1
Malam itu saya tak berniat melihat manusia yang bergerak karena terburu terpukau kalimat dalam poster sebuah bank yang sedang berpromosi, tepat di depan warung rakyat itu. Kalimatnya berbunyi begini, ”Apa yang membuat orang berdatangan ke cabang … (nama banknya)? Gratis bensin, voucher, koin emas”.
Waktu pertama membacanya, saya hanya berkata, oh... oke juga ya. Kemudian saya melanjutkan menikmati soto mi dan empek- empek palembang. Tetapi, setiap kali saya mau menyendokkan makanan itu ke dalam mulut, kepala saya mendongak dan sekali lagi membaca tulisan itu. Kejadian itu berlangsung sampai makanan lezat itu tuntas di piring yang jauh dari kesan piring mewah. Karena berkali-kali membaca, lama-lama timbul sebuah pertanyaan. Tidak kepada bank itu, tetapi kepada diri sendiri.
Pertanyaannya begini, apa yang membuat orang berdatangan ke tempat saya? Apa yang membuat orang mau berteman dan atau berbisnis dengan saya? Sampai di situ saya berhenti berdiskusi dengan kepala sendiri karena ada komentar-komentar yang ternyata lebih menarik soal manusia yang berseliweran keluar dari mulut teman-teman di seputar meja makan. Padahal, malam itu saya sudah tak berniat mendengar celoteh karena kelelahan. Tetapi, harus diakui, kalau lagi kelelahan, percakapan ringan- ringan kurang ajar itu sedapnya mirip dengan makanan yang saya santap.
Pertanyaan 2
Saya lalu pulang ke rumah. Pertanyaan setelah melihat poster tadi muncul kembali, padahal saya sempat melupakannya. Saya ulangi lagi pertanyaan yang sudah saya ajukan saat makan di warung ndeso dengan harga kota itu. Setelah sekian menit, saya tak mendapat jawaban, tetapi malah timbul pertanyaan baru.
Pertanyaannya begini. Kalau saya memisalkan diri sendiri adalah bank, bukankah seharusnya orang mendatangi saya karena layanannya terbukti prima, karena staf saya sangat membantu dan tak hanya mengerti produk yang dijual, tetapi juga mampu menyesuaikannya dengan kebutuhan dan kemampuan finansial calon nasabah sehingga nasabah baru tak perlu khawatir menanam uang di tempat saya?
Bukankah sebagai bank saya harus mampu membuat nyaman nasabah dan calon nasabah, bukan hanya karena interior kantor yang oke, tetapi juga karena staf yang gesit, yang mengerti waktu adalah uang dan menunggu adalah neraka. Selain gesit, mereka juga memiliki keramahan yang bukan karena diberi pelatihan, tetapi keramahan dari hati.
Dan, calon nasabah datang bukan karena diiming-imingi sesuatu yang tidak ada hubungannya dengan nilai dalam diri saya sebagai institusi. Bukankah seharusnya yang dijual nilai dari dalam, bukan yang sekadar di luar? Katanya yang bernilai itu yang tak lekang waktu karena akan menciptakan loyalitas dan pada akhirnya menciptakan pemasukan?
Atau, zaman sekarang menjual nilai sudah tak penting-penting amat? Apakah tak lekang waktu itu sudah terlalu kuno? Pertanyaan saya tak terjawab, malah diakhiri dengan pertanyaan baru lagi. Kalau saya tak memberi bensin gratis atau koin emas, apakah calon nasabah tertarik datang? Atau, saya saja yang memiliki cara pandang calon nasabah saya sekarang hanya senangnya diiming-iming semata tanpa perlu diedukasi dengan nilai?
Pertanyaan 3
Contoh tadi adalah saya berandai-andai menjadi bank. Bagaimana kalau saya adalah saya sendiri. Bukankah seharusnya saya didatangi orang karena mereka melihat nilai di dalam saya, bukan ”aksesori” di luar itu? Nilai itu adalah saya manusia yang bisa dipercaya; kalau orang berteman dan berbisnis, saya adalah orang yang berkomitmen dan tak menjadi pengkhianat. Bukan hanya karena saya punya koin emas seperti pamannya Donald Bebek.
Nurani saya malam itu juga tak bisa tidur. Saya pikir kalau saya kenyang, nurani ikut kenyang. Saya lupa kenyang itu urusan perut, nurani itu urusan jiwa. Maka, si jiwa itu berbisik. Mungkin karena tahu sudah pukul satu pagi, ia berbisik meski nyelekit-nya sama saja. ” Gue mau nanya. Kalau lo sendiri berteman dengan seseorang, itu karena apa?”
Hari sudah lewat tengah malam, saya mengantuk sekali. Mau pura-pura tak mendengar nurani, tidak mungkin. Mau pura-pura tak mengerti bahasa Indonesia, lebih tak mungkin lagi. Maka, saya diam saja, tetapi tak bisa tidur. Biasanya kalau tak bisa tidur, saya menghadap Sang Pencipta dan umumnya berhasil tertidur.
Malam itu saya memutuskan melakukan hal yang sama. ”Tuhan, ampuni karena saya berteman dengan alasan perlu networking, sebetulnya sih males banget sama manusianya. Tuhan, maafin kalau saya ini berteman karena dia kaya banget, teman- temannya oke, lumayan buat gengsi dan recognition. Bapaknya juga pejabat.
Tuhan, ampuni karena tadi ada yang naksir dan jeleknya minta ampun, tetapi dia udah nanya-naya mau apa untuk hadiah Natal. Maaf Tuhan, saya enggak suka, tetapi hadiah Natalnya itu lho. Jam tangan, bepergian keliling dunia, atau tas dari kulit buaya. Tadi saya bilang, mau tiga-tiganya. Karena kalau bepergian, kan perlu jam dan tas. Maapin, maapin, Tuhan.”
KILAS PARODI
Coba…
1. Anda menanyakan ulang, kalau Anda membuka account di sebuah bank itu karena alasan emosional atau rasional?
2. Anda menanyakan ulang, kalau memiliki lima belas kartu kredit itu karena alasan emosional atau rasional?
3. Anda menanyakan ulang, kalau sekarang ini Anda pacaran itu karena alasan takut sendiri atau memang kebutuhan?
4. Anda menanyakan ulang, kalau menikah itu karena alasan jatuh cinta benar atau karena pasangan Anda mampu membuat Anda keliling dunia setiap musim, membawa koper dan tas dari kulit buaya, serta jam tangannya hanya dimiliki segelintir manusia di dunia. Coba Anda jabarkan, apa sih yang sesungguhnya dimaksud dengan 3 B itu? Bibit, bebet, dan bobot, maksud saya. Bukan big, bold, and beautiful.
5. Anda menanyakan ulang, kalau Anda memalingkan muka saat berpapasan dengan teman sendiri itu karena sedang sebal dan menjatuhkan kekesalan itu kepada orang lain atau Anda memang aslinya manusia pongah? Tanyakan juga kepada diri sendiri, mengapa harus pura-pura menelepon seseorang dengan BB atau telepon genggam hanya untuk menghindari orang yang berpapasan dengan Anda?
6. Anda menanyakan ulang, kalau Anda menjadi pengkhianat dalam perkawinan atau dalam urusan bisnis sekarang apakah karena nilai-nilai menjadi pengkhianat sudah diajarkan turun-temurun atau Andanya sendiri saja yang memang punya niat kurang ajar?
7. Anda menanyakan ulang, kalau Anda berbuat baik, dikenal sebagai pribadi yang baik dan menyenangkan, apakah karena sifat asli Anda atau Anda merekayasa karena memiliki agenda tertentu? Sama pertanyaannya kalau Anda mengikuti organisasi, politik, sosial, keagamaan, atau apa pun, apakah karena Anda merasa nilai-nilai dalam organisasi itu sesuai dengan nurani Anda dan Anda merasa itu benar adanya atau karena ketua dan sebagian besar anggotanya bisa menjanjikan masa depan cerah ceria untuk aktivitas Anda?
8. Anda menanyakan ulang, mumpung hari libur, apakah Anda bisa disebut manusia yang mempunyai nilai untuk dibanggakan diri Anda, keluarga, dan masyarakat atau tidak sama sekali?
(Samuel Mulia Penulis Mode dan Gaya Hidup) Kompas.com Baca selengkapnya..
Saya memilih tempat duduk di luar, bisa memerhatikan gaya orang lalu lalang berjalan, gaya mereka berdandan. Belum lagi kalau memergoki gaya beberapa pribadi kondang yang acap kali muncul di pasar rakyat papan atas itu. Biasanya, pemandangan semacam itu memancing diskusi dengan teman-teman. Maksudnya, membicarakan kekurangan orang lain.
Pertanyaan 1
Malam itu saya tak berniat melihat manusia yang bergerak karena terburu terpukau kalimat dalam poster sebuah bank yang sedang berpromosi, tepat di depan warung rakyat itu. Kalimatnya berbunyi begini, ”Apa yang membuat orang berdatangan ke cabang … (nama banknya)? Gratis bensin, voucher, koin emas”.
Waktu pertama membacanya, saya hanya berkata, oh... oke juga ya. Kemudian saya melanjutkan menikmati soto mi dan empek- empek palembang. Tetapi, setiap kali saya mau menyendokkan makanan itu ke dalam mulut, kepala saya mendongak dan sekali lagi membaca tulisan itu. Kejadian itu berlangsung sampai makanan lezat itu tuntas di piring yang jauh dari kesan piring mewah. Karena berkali-kali membaca, lama-lama timbul sebuah pertanyaan. Tidak kepada bank itu, tetapi kepada diri sendiri.
Pertanyaannya begini, apa yang membuat orang berdatangan ke tempat saya? Apa yang membuat orang mau berteman dan atau berbisnis dengan saya? Sampai di situ saya berhenti berdiskusi dengan kepala sendiri karena ada komentar-komentar yang ternyata lebih menarik soal manusia yang berseliweran keluar dari mulut teman-teman di seputar meja makan. Padahal, malam itu saya sudah tak berniat mendengar celoteh karena kelelahan. Tetapi, harus diakui, kalau lagi kelelahan, percakapan ringan- ringan kurang ajar itu sedapnya mirip dengan makanan yang saya santap.
Pertanyaan 2
Saya lalu pulang ke rumah. Pertanyaan setelah melihat poster tadi muncul kembali, padahal saya sempat melupakannya. Saya ulangi lagi pertanyaan yang sudah saya ajukan saat makan di warung ndeso dengan harga kota itu. Setelah sekian menit, saya tak mendapat jawaban, tetapi malah timbul pertanyaan baru.
Pertanyaannya begini. Kalau saya memisalkan diri sendiri adalah bank, bukankah seharusnya orang mendatangi saya karena layanannya terbukti prima, karena staf saya sangat membantu dan tak hanya mengerti produk yang dijual, tetapi juga mampu menyesuaikannya dengan kebutuhan dan kemampuan finansial calon nasabah sehingga nasabah baru tak perlu khawatir menanam uang di tempat saya?
Bukankah sebagai bank saya harus mampu membuat nyaman nasabah dan calon nasabah, bukan hanya karena interior kantor yang oke, tetapi juga karena staf yang gesit, yang mengerti waktu adalah uang dan menunggu adalah neraka. Selain gesit, mereka juga memiliki keramahan yang bukan karena diberi pelatihan, tetapi keramahan dari hati.
Dan, calon nasabah datang bukan karena diiming-imingi sesuatu yang tidak ada hubungannya dengan nilai dalam diri saya sebagai institusi. Bukankah seharusnya yang dijual nilai dari dalam, bukan yang sekadar di luar? Katanya yang bernilai itu yang tak lekang waktu karena akan menciptakan loyalitas dan pada akhirnya menciptakan pemasukan?
Atau, zaman sekarang menjual nilai sudah tak penting-penting amat? Apakah tak lekang waktu itu sudah terlalu kuno? Pertanyaan saya tak terjawab, malah diakhiri dengan pertanyaan baru lagi. Kalau saya tak memberi bensin gratis atau koin emas, apakah calon nasabah tertarik datang? Atau, saya saja yang memiliki cara pandang calon nasabah saya sekarang hanya senangnya diiming-iming semata tanpa perlu diedukasi dengan nilai?
Pertanyaan 3
Contoh tadi adalah saya berandai-andai menjadi bank. Bagaimana kalau saya adalah saya sendiri. Bukankah seharusnya saya didatangi orang karena mereka melihat nilai di dalam saya, bukan ”aksesori” di luar itu? Nilai itu adalah saya manusia yang bisa dipercaya; kalau orang berteman dan berbisnis, saya adalah orang yang berkomitmen dan tak menjadi pengkhianat. Bukan hanya karena saya punya koin emas seperti pamannya Donald Bebek.
Nurani saya malam itu juga tak bisa tidur. Saya pikir kalau saya kenyang, nurani ikut kenyang. Saya lupa kenyang itu urusan perut, nurani itu urusan jiwa. Maka, si jiwa itu berbisik. Mungkin karena tahu sudah pukul satu pagi, ia berbisik meski nyelekit-nya sama saja. ” Gue mau nanya. Kalau lo sendiri berteman dengan seseorang, itu karena apa?”
Hari sudah lewat tengah malam, saya mengantuk sekali. Mau pura-pura tak mendengar nurani, tidak mungkin. Mau pura-pura tak mengerti bahasa Indonesia, lebih tak mungkin lagi. Maka, saya diam saja, tetapi tak bisa tidur. Biasanya kalau tak bisa tidur, saya menghadap Sang Pencipta dan umumnya berhasil tertidur.
Malam itu saya memutuskan melakukan hal yang sama. ”Tuhan, ampuni karena saya berteman dengan alasan perlu networking, sebetulnya sih males banget sama manusianya. Tuhan, maafin kalau saya ini berteman karena dia kaya banget, teman- temannya oke, lumayan buat gengsi dan recognition. Bapaknya juga pejabat.
Tuhan, ampuni karena tadi ada yang naksir dan jeleknya minta ampun, tetapi dia udah nanya-naya mau apa untuk hadiah Natal. Maaf Tuhan, saya enggak suka, tetapi hadiah Natalnya itu lho. Jam tangan, bepergian keliling dunia, atau tas dari kulit buaya. Tadi saya bilang, mau tiga-tiganya. Karena kalau bepergian, kan perlu jam dan tas. Maapin, maapin, Tuhan.”
KILAS PARODI
Coba…
1. Anda menanyakan ulang, kalau Anda membuka account di sebuah bank itu karena alasan emosional atau rasional?
2. Anda menanyakan ulang, kalau memiliki lima belas kartu kredit itu karena alasan emosional atau rasional?
3. Anda menanyakan ulang, kalau sekarang ini Anda pacaran itu karena alasan takut sendiri atau memang kebutuhan?
4. Anda menanyakan ulang, kalau menikah itu karena alasan jatuh cinta benar atau karena pasangan Anda mampu membuat Anda keliling dunia setiap musim, membawa koper dan tas dari kulit buaya, serta jam tangannya hanya dimiliki segelintir manusia di dunia. Coba Anda jabarkan, apa sih yang sesungguhnya dimaksud dengan 3 B itu? Bibit, bebet, dan bobot, maksud saya. Bukan big, bold, and beautiful.
5. Anda menanyakan ulang, kalau Anda memalingkan muka saat berpapasan dengan teman sendiri itu karena sedang sebal dan menjatuhkan kekesalan itu kepada orang lain atau Anda memang aslinya manusia pongah? Tanyakan juga kepada diri sendiri, mengapa harus pura-pura menelepon seseorang dengan BB atau telepon genggam hanya untuk menghindari orang yang berpapasan dengan Anda?
6. Anda menanyakan ulang, kalau Anda menjadi pengkhianat dalam perkawinan atau dalam urusan bisnis sekarang apakah karena nilai-nilai menjadi pengkhianat sudah diajarkan turun-temurun atau Andanya sendiri saja yang memang punya niat kurang ajar?
7. Anda menanyakan ulang, kalau Anda berbuat baik, dikenal sebagai pribadi yang baik dan menyenangkan, apakah karena sifat asli Anda atau Anda merekayasa karena memiliki agenda tertentu? Sama pertanyaannya kalau Anda mengikuti organisasi, politik, sosial, keagamaan, atau apa pun, apakah karena Anda merasa nilai-nilai dalam organisasi itu sesuai dengan nurani Anda dan Anda merasa itu benar adanya atau karena ketua dan sebagian besar anggotanya bisa menjanjikan masa depan cerah ceria untuk aktivitas Anda?
8. Anda menanyakan ulang, mumpung hari libur, apakah Anda bisa disebut manusia yang mempunyai nilai untuk dibanggakan diri Anda, keluarga, dan masyarakat atau tidak sama sekali?
(Samuel Mulia Penulis Mode dan Gaya Hidup) Kompas.com Baca selengkapnya..
Parodi: Uang
Gara-gara uanglah seorang anak dicaci maki oleh ayahnya. Sang anak bukan saya. Ini sebuah cerita benar terjadi. Si anak berprinsip uang bukan segalanya, sang ayah malah berprinsip uang itu adalah segala-galanya. Suatu hari sang anak kekurangan uang, ia meminta pertolongan kepada sang ayah. Maka perkataan inilah yang terdengar di telinga si anak. "Makanya percaya sama orangtua, Uang itu segalanya. Lihat… butuh uang juga kan elo."
Gara-gara perkataan itu, ia membenci ayahnya. Prinsipnya uang bukan segalanya itu tak berarti uang itu tak penting. Buktinya ia mengalami betapa pentingnya harus punya uang dan betapa sengsaranya tak punya uang, sampai harus mengemis dan mempertaruhkan segala prinsip dan mungkin harga diri. Prinsip yang berbeda itu membuat perselisihan bertahun lamanya.
Cerita itu membuat saya mengerti mengapa ada kasus ayah membunuh anak atau sebaliknya atau pegawai membunuh atasannya, kakak berkelahi dengan adik hanya gara-gara yang satu ini. Atau yang dahulu baik-baik kemudian menjadi tidak baik-baik. Yang dahulu rendah hati dan rendah diri, bisa menjadi tinggi hati dan tinggi diri. Itu juga mengapa ada perselingkuhan dan ketidaksetiaan dalam bentuk lain.
Bahagia dan tidak bingung
Saya dahulu berprinsip seperti cerita sang ayah gara-gara ayah saya yang kikir. Suatu hari saya harus punya uang banyak sekali sehingga saya bisa bebas tak bergantung pada siapa pun. Bahasa Inggrisnya—semoga kali ini saya tak keliru menulis—saya ingin memiliki financial freedom.
Dan keinginan itu makin menjadi-jadi kalau membaca majalah dan bergaul di dunia nyata. Melihat manusia muda belia sudah punya lukisan supermahal, memiliki rumah dua belas ribu meter persegi, dan disebut sebagai salah satu manusia terkaya di jagat raya ini. Itu mengapa saya setuju sekali dengan prinsip sang ayah, uang adalah segalanya.
Bagaimana tidak? Bayangkan kalau saya punya uang boanyak, saya bisa memerintahkan sebuah negeri untuk menurunkan atau menaikkan salah satu menterinya, bahkan presidennya, karena dengan uang boanyak itu, saya bisa mengatur hidup orang. Mengapa? Karena orang berutang pada saya, si kaya raya itu. Dan uang pengembaliannya dibayar separuh saja, sisa separuhnya untuk saya mendapat fasilitas menurunkan atau menaikkan manusia-manusia yang saya ingin turun atau naikkan.
Kalau saya dipenjara, misalnya, uang adalah segalanya. Tak usah percaya dengan saya, Anda pasti sudah membaca liputan sejuta media mengenai kehidupan di hotel prodeo belakangan ini, bukan? Kok dipenjara sepuluh tahun, seumur hidup saja tak jadi masalah. Lha wong bisa keluar-masuk hanya gara-gara uang dan mengatur bisnis dari dalam penjara dan bertambah kaya di dalam penjara.
Uanglah yang menyebabkan saya iri mengapa saya tidak dianggap oleh salah satu wong sugih di Nusantara ini, hanya karena saya berprofesi kuli tinta yang memang pendapatannya yaaa… gitu deh. Gitu deh sengsaranya, maksudnya. Kalau di dalam pesta, ia hanya menyalami tanpa banyak bacot tanpa menatap mata saya. Tapi berbeda halnya kalau menyalami teman saya yang memang kaya raya. Ia pasti menepuk bahu teman saya itu sambil berkata keras tanpa perlu toak. "Ini loh anaknya (dia menyebut silsilah keluarga teman saya itu)…. Wah…. muda-muda kaya raya… kalian mesti kenal orang ini... orang huebat."
Makin bahagia dan jadi bingung
Seorang pribadi kondang di negeri ini sudah menasihati saya dari sejak awal tak ada gunanya mencintai dunia kuli itu. "Ndang cepet nggolek gawean liyo. Ra bakal mundak sugih kowe." (Cepat-cepat cari pekerjaan lain. Tak bakal bertambah kaya kamu). Ia kemudian melanjutkan begini. ”Sebutannya saja sudah kuli. Bagaimana mau kaya raya. Ka-u-el-i. Kuli. Kalau ka-a-ye-a…. kaya. Bedo, no?”
Terus saya juga mendapat nasihat dari teman saya kalau uang itu bukan segalanya, seperti pendapat si anak tadi. Saya tak mengerti mengenai nasihat itu. Ia kemudian mengatakan, kebahagiaan itu tak hanya punya uang.
Saya makin tak mengerti karena saya membayangkan kalau saya punya uang, saya sangat bahagia. Waktu itu saya berpikir, apa, ya, mungkin saja istilah itu ada karena yang menciptakan pandangan itu memang enggak pernah kaya dan sudah dicoba beberapa kali, ya, tetap enggak kaya. Jadi mencari sudut pandang yang kelihatan mulia, tapi sesungguhnya tak benar-benar amat. Itu pikiran saya saja.
Karena setelah melihat orang yang tak punya uang sekalipun, perselingkuhan juga terjadi, pembunuhan dan kebahagiaan juga dialami, sama saja dengan orang yang superkaya. Jadi saya bingung sampai sekarang dengan kalimat uang tak bisa membeli kebahagiaan. Ia pastinya bisa. Bisa beli tas bermerek, terus bahagia. Bisa beli koleksi lukisan termahal di dunia dan bahagia. Bisa membunuh pesaing, yaa… bahagia. Perkawinan yaa bisa bahagia.
Perselingkuhan dalam perkawinan? Lha wong sopir saya di kantor lama yang gajinya sebelas dua belas sama saya saja istrinya satu, selingkuhannya tiga. Satu sopir lagi malah menghamili anak pejabat dan mereka saling cinta dan si anak pejabat tak keberatan jadi istri kedua. Dengan memiliki banyak uang, saya bisa berbakti membantu korban gempa sampai membiayai pendidikan anak cacat dan yang waras sekalipun.
Saya pernah dinasihati lagi, katanya akar dari segala kejahatan itu adalah cinta uang. Saya tambah bingung lagi. Dengan IQ, SQ, EQ saya yang lumayan, lumayan datar maksudnya, maka cinta uang tak akan jadi masalah. Karena tanpa mencintai uang yang kita miliki, maka investasi tak akan pernah terjadi. Royal adalah bentuk tidak mencintai uang. Karena cintalah saya mengembangkan uang menjadi lebih banyak, dengan demikian saya bisa paling tidak membantu menyejahterakan orang lain.
Kalau kemudian manusianya yang mencintai uang itu jadi kemaruk, sombong, dan jadi anak buah setan, maka yang salah bukan cinta uangnya, otaknya saja yang enggak beres. Karena seperti cinta, uang itu punya sengat. Masalahnya mau disengat atau tidak? Ya... tak beda banyak dengan cinta. Mau dibuat buta, apa memilih yang menginjak bumi?
Cinta itu tak pernah buta, yang tak tahan menjadi buta itu manusianya. Saya jadi bingung sendiri nih. Awalnya saya berpikir artikel ini akan diakhiri dengan menyetujui pendapat si anak, kok sekarang saya malah pro bapaknya. Piye toh…. (kompas.com)
Samuel Mulia, Penulis Mode dan Gaya Hidup Baca selengkapnya..
Gara-gara perkataan itu, ia membenci ayahnya. Prinsipnya uang bukan segalanya itu tak berarti uang itu tak penting. Buktinya ia mengalami betapa pentingnya harus punya uang dan betapa sengsaranya tak punya uang, sampai harus mengemis dan mempertaruhkan segala prinsip dan mungkin harga diri. Prinsip yang berbeda itu membuat perselisihan bertahun lamanya.
Cerita itu membuat saya mengerti mengapa ada kasus ayah membunuh anak atau sebaliknya atau pegawai membunuh atasannya, kakak berkelahi dengan adik hanya gara-gara yang satu ini. Atau yang dahulu baik-baik kemudian menjadi tidak baik-baik. Yang dahulu rendah hati dan rendah diri, bisa menjadi tinggi hati dan tinggi diri. Itu juga mengapa ada perselingkuhan dan ketidaksetiaan dalam bentuk lain.
Bahagia dan tidak bingung
Saya dahulu berprinsip seperti cerita sang ayah gara-gara ayah saya yang kikir. Suatu hari saya harus punya uang banyak sekali sehingga saya bisa bebas tak bergantung pada siapa pun. Bahasa Inggrisnya—semoga kali ini saya tak keliru menulis—saya ingin memiliki financial freedom.
Dan keinginan itu makin menjadi-jadi kalau membaca majalah dan bergaul di dunia nyata. Melihat manusia muda belia sudah punya lukisan supermahal, memiliki rumah dua belas ribu meter persegi, dan disebut sebagai salah satu manusia terkaya di jagat raya ini. Itu mengapa saya setuju sekali dengan prinsip sang ayah, uang adalah segalanya.
Bagaimana tidak? Bayangkan kalau saya punya uang boanyak, saya bisa memerintahkan sebuah negeri untuk menurunkan atau menaikkan salah satu menterinya, bahkan presidennya, karena dengan uang boanyak itu, saya bisa mengatur hidup orang. Mengapa? Karena orang berutang pada saya, si kaya raya itu. Dan uang pengembaliannya dibayar separuh saja, sisa separuhnya untuk saya mendapat fasilitas menurunkan atau menaikkan manusia-manusia yang saya ingin turun atau naikkan.
Kalau saya dipenjara, misalnya, uang adalah segalanya. Tak usah percaya dengan saya, Anda pasti sudah membaca liputan sejuta media mengenai kehidupan di hotel prodeo belakangan ini, bukan? Kok dipenjara sepuluh tahun, seumur hidup saja tak jadi masalah. Lha wong bisa keluar-masuk hanya gara-gara uang dan mengatur bisnis dari dalam penjara dan bertambah kaya di dalam penjara.
Uanglah yang menyebabkan saya iri mengapa saya tidak dianggap oleh salah satu wong sugih di Nusantara ini, hanya karena saya berprofesi kuli tinta yang memang pendapatannya yaaa… gitu deh. Gitu deh sengsaranya, maksudnya. Kalau di dalam pesta, ia hanya menyalami tanpa banyak bacot tanpa menatap mata saya. Tapi berbeda halnya kalau menyalami teman saya yang memang kaya raya. Ia pasti menepuk bahu teman saya itu sambil berkata keras tanpa perlu toak. "Ini loh anaknya (dia menyebut silsilah keluarga teman saya itu)…. Wah…. muda-muda kaya raya… kalian mesti kenal orang ini... orang huebat."
Makin bahagia dan jadi bingung
Seorang pribadi kondang di negeri ini sudah menasihati saya dari sejak awal tak ada gunanya mencintai dunia kuli itu. "Ndang cepet nggolek gawean liyo. Ra bakal mundak sugih kowe." (Cepat-cepat cari pekerjaan lain. Tak bakal bertambah kaya kamu). Ia kemudian melanjutkan begini. ”Sebutannya saja sudah kuli. Bagaimana mau kaya raya. Ka-u-el-i. Kuli. Kalau ka-a-ye-a…. kaya. Bedo, no?”
Terus saya juga mendapat nasihat dari teman saya kalau uang itu bukan segalanya, seperti pendapat si anak tadi. Saya tak mengerti mengenai nasihat itu. Ia kemudian mengatakan, kebahagiaan itu tak hanya punya uang.
Saya makin tak mengerti karena saya membayangkan kalau saya punya uang, saya sangat bahagia. Waktu itu saya berpikir, apa, ya, mungkin saja istilah itu ada karena yang menciptakan pandangan itu memang enggak pernah kaya dan sudah dicoba beberapa kali, ya, tetap enggak kaya. Jadi mencari sudut pandang yang kelihatan mulia, tapi sesungguhnya tak benar-benar amat. Itu pikiran saya saja.
Karena setelah melihat orang yang tak punya uang sekalipun, perselingkuhan juga terjadi, pembunuhan dan kebahagiaan juga dialami, sama saja dengan orang yang superkaya. Jadi saya bingung sampai sekarang dengan kalimat uang tak bisa membeli kebahagiaan. Ia pastinya bisa. Bisa beli tas bermerek, terus bahagia. Bisa beli koleksi lukisan termahal di dunia dan bahagia. Bisa membunuh pesaing, yaa… bahagia. Perkawinan yaa bisa bahagia.
Perselingkuhan dalam perkawinan? Lha wong sopir saya di kantor lama yang gajinya sebelas dua belas sama saya saja istrinya satu, selingkuhannya tiga. Satu sopir lagi malah menghamili anak pejabat dan mereka saling cinta dan si anak pejabat tak keberatan jadi istri kedua. Dengan memiliki banyak uang, saya bisa berbakti membantu korban gempa sampai membiayai pendidikan anak cacat dan yang waras sekalipun.
Saya pernah dinasihati lagi, katanya akar dari segala kejahatan itu adalah cinta uang. Saya tambah bingung lagi. Dengan IQ, SQ, EQ saya yang lumayan, lumayan datar maksudnya, maka cinta uang tak akan jadi masalah. Karena tanpa mencintai uang yang kita miliki, maka investasi tak akan pernah terjadi. Royal adalah bentuk tidak mencintai uang. Karena cintalah saya mengembangkan uang menjadi lebih banyak, dengan demikian saya bisa paling tidak membantu menyejahterakan orang lain.
Kalau kemudian manusianya yang mencintai uang itu jadi kemaruk, sombong, dan jadi anak buah setan, maka yang salah bukan cinta uangnya, otaknya saja yang enggak beres. Karena seperti cinta, uang itu punya sengat. Masalahnya mau disengat atau tidak? Ya... tak beda banyak dengan cinta. Mau dibuat buta, apa memilih yang menginjak bumi?
Cinta itu tak pernah buta, yang tak tahan menjadi buta itu manusianya. Saya jadi bingung sendiri nih. Awalnya saya berpikir artikel ini akan diakhiri dengan menyetujui pendapat si anak, kok sekarang saya malah pro bapaknya. Piye toh…. (kompas.com)
Samuel Mulia, Penulis Mode dan Gaya Hidup Baca selengkapnya..
Senyumlah agar Panjang Umur
Rahasia panjang umur ternyata bisa sesederhana merekahnya sebuah senyuman. Semakin lebar senyum dan semakin dalam lipatan di sekitar mata Anda ketika tersenyum, semakin besar pula kemungkinan Anda untuk hidup lebih lama.
Kaitan antara senyum dan umur panjang ini diungkapkan oleh peneliti dalam riset yang dimuat di jurnal Psychological Science. Temuan baru ini menambah bukti lain bahwa hidup dengan kebahagiaan dan gembira memberi pengaruh kuat bagi kualitas kesehatan dan harapan hidup.
Peneliti percaya, lebarnya senyuman dan dalamnya kerutan di sekitar mata adalah cermin positif dari hidup seseorang yang dapat diterjemahkan dalam kesehatan jangka panjang yang lebih baik.
Kesimpulan ini merupakan hasil studi terhadap foto-foto berusia tua. Para ahli dari Wayne State University, Michigan, meneliti 230 gambar pemain liga bisbol yang dicetak dengan data registrasi tahun 1952. Daftar ini memuat semua profil dan statistik pemain, seperti tanggal lahir, berat, status perkawinan, dan karier.
Para ahli lalu membuat peringkat pemain berdasarkan bentuk senyuman. Ada kelompok pemain yang tak tersenyum sama sekali, tersenyum parsial (sebagian otot di sekitar mulut saja yang aktif), serta tersenyum lebar (ditandai tawa lepas dengan gigi yang tampak, pipi yang naik, dan lipatan di sekitar mata).
Foto-foto ini lalu dibandingkan dengan usia dan harapan hidup setiap pemain. Hasil analisis menunjukkan, 184 pemain tercatat sudah meninggal. Mereka yang masuk kategori "tanpa senyum" hidup dengan usia rata-rata 72,9 tahun.
Di antara kelompok "senyum parsial', harapan hidupnya rata-rata mencapai 75 tahun. Adapun mereka yang senyumnya paling lebar memiliki usia rata-rata 79,9 tahun atau tujuh tahun lebih panjang dari rekannya yang "jarang senyum".
Riset juga menemukan bahwa "senyuman palsu" tidak akan memberikan manfaat yang sama karena penambahan angka harapan hidup hanya terlihat pada pemain yang memiliki senyuman asli yang dikenal dengan Duchenne smiles.
Senyuman Duchenne mengaktifkan sekelompok otot di sekitar mulut dan mata. Istilah ini dimunculkan oleh seorang ahli saraf pada abad ke-19. Senyuman ini berbeda dengan senyum palsu yang hanya melibatkan otot di sekitar mulut.
Jadi mulai saat ini, tersenyumlah dengan lepas agar Anda tetap sehat dan panjang umur! (kompas.com) Baca selengkapnya..
Kaitan antara senyum dan umur panjang ini diungkapkan oleh peneliti dalam riset yang dimuat di jurnal Psychological Science. Temuan baru ini menambah bukti lain bahwa hidup dengan kebahagiaan dan gembira memberi pengaruh kuat bagi kualitas kesehatan dan harapan hidup.
Peneliti percaya, lebarnya senyuman dan dalamnya kerutan di sekitar mata adalah cermin positif dari hidup seseorang yang dapat diterjemahkan dalam kesehatan jangka panjang yang lebih baik.
Kesimpulan ini merupakan hasil studi terhadap foto-foto berusia tua. Para ahli dari Wayne State University, Michigan, meneliti 230 gambar pemain liga bisbol yang dicetak dengan data registrasi tahun 1952. Daftar ini memuat semua profil dan statistik pemain, seperti tanggal lahir, berat, status perkawinan, dan karier.
Para ahli lalu membuat peringkat pemain berdasarkan bentuk senyuman. Ada kelompok pemain yang tak tersenyum sama sekali, tersenyum parsial (sebagian otot di sekitar mulut saja yang aktif), serta tersenyum lebar (ditandai tawa lepas dengan gigi yang tampak, pipi yang naik, dan lipatan di sekitar mata).
Foto-foto ini lalu dibandingkan dengan usia dan harapan hidup setiap pemain. Hasil analisis menunjukkan, 184 pemain tercatat sudah meninggal. Mereka yang masuk kategori "tanpa senyum" hidup dengan usia rata-rata 72,9 tahun.
Di antara kelompok "senyum parsial', harapan hidupnya rata-rata mencapai 75 tahun. Adapun mereka yang senyumnya paling lebar memiliki usia rata-rata 79,9 tahun atau tujuh tahun lebih panjang dari rekannya yang "jarang senyum".
Riset juga menemukan bahwa "senyuman palsu" tidak akan memberikan manfaat yang sama karena penambahan angka harapan hidup hanya terlihat pada pemain yang memiliki senyuman asli yang dikenal dengan Duchenne smiles.
Senyuman Duchenne mengaktifkan sekelompok otot di sekitar mulut dan mata. Istilah ini dimunculkan oleh seorang ahli saraf pada abad ke-19. Senyuman ini berbeda dengan senyum palsu yang hanya melibatkan otot di sekitar mulut.
Jadi mulai saat ini, tersenyumlah dengan lepas agar Anda tetap sehat dan panjang umur! (kompas.com) Baca selengkapnya..
13/04/10
Menulis dan Menyumbang, Kunci Menuju Bahagia?
Mengejar kebahagian jauh lebih mudah diucapkan daripada dilakukan. Sebagian para Ahli berargumen, kebahagiaan secara luas dipengaruhi oleh genetik, kesehatan dan faktor lain yang berada di luar kontrol manusia.
Namun, penelitian terbaru mengatakan, kebahagiaan dapat ditentukan oleh seseorang melalui beberapa cara yang dapat diterapkan.
"Pertanyaan yang biasa disebutkan orang, mungkinkah kita menjadi lebih bahagia. Disamping penemuan yang mengatakan hal itu sebagian ditentukan secara genetik dan penelitian yang mengatakan situasi dalam kehidupan merupakan faktor kecil dari menemukan kebahagiaan, kami memiliki argumen bahwa tetap ada kemampuan diri seseorang untuk memperjuangkan kebahagiaan," ujar Psikologi dari University of California, Sonja Lyubomirsky.
Sonja menuturkan hal tersebut pada pertemuan tahunan American Association Advancement of Science. Dia dan rekan peneliti melalukan review terhadap 51 penelitian yang membahas bagaimana cara meningkatkan rasa bahagia melalui pemikiran positif.
Hasilnya, mereka menemukan bahwa cara-cara itu dapat benar-benar berhasil. Berikut lima cara yang diungkapkan oleh Sonja dan tim peneliti mengenai cara meningkatkan rasa bahagia, yaitu:
1. Bersyukur. Sebagian dari para partisipan dalam studi diminta untuk menulis surat kepada orang-orang yang dianggap telah membantu mereka. Penelitian kemudian membuktikan, para partisipan tersebut bisa meningkatkan rasa bahagia mereka selama berminggu-minggu bahkab berbulan-bulan setelah mempraktekkan kebiasaan tersebut. Yang mengejutkan, surat yang dibuat tanpa dikirim, juga bisa dilaporkan menghasilkan efek yang hampir sama.
2. Tetap optimis. Sikap berpikir positif itu dianggap sangat membantu seseorang bahagia. Para partisipan studi diminta untuk memvisualisasikan masa depan ideal, misalnya hidup bersama pasangan yang dicintai atau memperoleh pekerjaan yang sangat sesuai. Kemudian menggambarkan pandagangan tersebut disebuah jurnal. Setelah melakukan hal itu selama beberapa minggu, para partisipan itu dilaporkan bisa meningkatkan rasa bahagia yang mereka rasakan.
3. Hitung berkah yang Anda peroleh. Orang yang menulis tiga hal baik yang mereka alami setiap minggu terbukti mengalami peningkatan rasa bahagia yang signifikan. Tampaknya bersikap positif membantu orang untuk mengingat alasan untuk bahagia.
4. Maksimalkan kelebihan Anda. Sebuah studi lain, bertanya pada partisipan untuk mengidentifikasi kelebihan yang mereka miliki dan menggunakannya dengan cara baru. Contohnya, seseorang mengatakan dia memiliki rasa humor yang baik, bisa saja menggunakannya untuk bercerita pada pertemuan bisnis atau sekedar menghibur teman yang bersedih. Kebiasaan itu, tampaknya juga dapat meningkatkan rasa bahagia.
5. Lakukan hal yang baik. Tak salah jika ada kalimat bijak yang mengatakan, saat Anda membantu orang lain sebenarnya Anda tengah membantu diri sendiri. Orang yang mendonasikan waktu atau uang untuk membantu atau menyediakan tenaganya untuk menolong orang yang membutuhkan, dilaporkan lebih bahagia.
Ririn, Republika.co.id Baca selengkapnya..
Namun, penelitian terbaru mengatakan, kebahagiaan dapat ditentukan oleh seseorang melalui beberapa cara yang dapat diterapkan.
"Pertanyaan yang biasa disebutkan orang, mungkinkah kita menjadi lebih bahagia. Disamping penemuan yang mengatakan hal itu sebagian ditentukan secara genetik dan penelitian yang mengatakan situasi dalam kehidupan merupakan faktor kecil dari menemukan kebahagiaan, kami memiliki argumen bahwa tetap ada kemampuan diri seseorang untuk memperjuangkan kebahagiaan," ujar Psikologi dari University of California, Sonja Lyubomirsky.
Sonja menuturkan hal tersebut pada pertemuan tahunan American Association Advancement of Science. Dia dan rekan peneliti melalukan review terhadap 51 penelitian yang membahas bagaimana cara meningkatkan rasa bahagia melalui pemikiran positif.
Hasilnya, mereka menemukan bahwa cara-cara itu dapat benar-benar berhasil. Berikut lima cara yang diungkapkan oleh Sonja dan tim peneliti mengenai cara meningkatkan rasa bahagia, yaitu:
1. Bersyukur. Sebagian dari para partisipan dalam studi diminta untuk menulis surat kepada orang-orang yang dianggap telah membantu mereka. Penelitian kemudian membuktikan, para partisipan tersebut bisa meningkatkan rasa bahagia mereka selama berminggu-minggu bahkab berbulan-bulan setelah mempraktekkan kebiasaan tersebut. Yang mengejutkan, surat yang dibuat tanpa dikirim, juga bisa dilaporkan menghasilkan efek yang hampir sama.
2. Tetap optimis. Sikap berpikir positif itu dianggap sangat membantu seseorang bahagia. Para partisipan studi diminta untuk memvisualisasikan masa depan ideal, misalnya hidup bersama pasangan yang dicintai atau memperoleh pekerjaan yang sangat sesuai. Kemudian menggambarkan pandagangan tersebut disebuah jurnal. Setelah melakukan hal itu selama beberapa minggu, para partisipan itu dilaporkan bisa meningkatkan rasa bahagia yang mereka rasakan.
3. Hitung berkah yang Anda peroleh. Orang yang menulis tiga hal baik yang mereka alami setiap minggu terbukti mengalami peningkatan rasa bahagia yang signifikan. Tampaknya bersikap positif membantu orang untuk mengingat alasan untuk bahagia.
4. Maksimalkan kelebihan Anda. Sebuah studi lain, bertanya pada partisipan untuk mengidentifikasi kelebihan yang mereka miliki dan menggunakannya dengan cara baru. Contohnya, seseorang mengatakan dia memiliki rasa humor yang baik, bisa saja menggunakannya untuk bercerita pada pertemuan bisnis atau sekedar menghibur teman yang bersedih. Kebiasaan itu, tampaknya juga dapat meningkatkan rasa bahagia.
5. Lakukan hal yang baik. Tak salah jika ada kalimat bijak yang mengatakan, saat Anda membantu orang lain sebenarnya Anda tengah membantu diri sendiri. Orang yang mendonasikan waktu atau uang untuk membantu atau menyediakan tenaganya untuk menolong orang yang membutuhkan, dilaporkan lebih bahagia.
Ririn, Republika.co.id Baca selengkapnya..
Ingin Tahu Tentang Pohon Pelangi?
Eucalyptus Pelangi atau Eucalyptus deglupta (Rainbow Eucalyptus) berasal dari hutan hujan Mindanao, yang merupakan pulau paling selatan dan timur pada kelompok pulau Filipina. Ini berarti bahwa pohon ini adalah tumbuhan tropis. Pohon ini tidak tahan pada cuaca dingin.
Eucalyptus Pelangi tidak memproduksi minya aromatik seperti halnya kelompok pohon eucalyptus yang lain. Dikabarkan, pohon berwarna-warni ini juga tumbuh di Papua Nugini dan New Britain.
Belum ada laporan bahwa pohon indah ini tumbuh di Indonesia, yang keadaan alamnya tidak terlalu jauh berbeda dengan Filipina maupun Papua Nugini. Eucalyptus Pelangi atau Eucalyptus deglupta (Rainbow Eucalyptus) berasal dari hutan hujan Mindanao, yang merupakan pulau paling selatan dan timur pada kelompok pulau Filipina. Ini berarti bahwa pohon ini adalah tumbuhan tropis. Pohon ini tidak tahan pada cuaca dingin. Eucalyptus Pelangi tidak memproduksi minya aromatik seperti halnya kelompok pohon eucalyptus yang lain. Dikabarkan, pohon berwarna-warni ini juga tumbuh di Papua Nugini dan New Britain.
Belum ada laporan bahwa pohon indah ini tumbuh di Indonesia, yang keadaan alamnya tidak terlalu jauh berbeda dengan Filipina maupun Papua Nugini.
Editor : anthonius iwan, tribunnews.com Baca selengkapnya..
Eucalyptus Pelangi tidak memproduksi minya aromatik seperti halnya kelompok pohon eucalyptus yang lain. Dikabarkan, pohon berwarna-warni ini juga tumbuh di Papua Nugini dan New Britain.
Belum ada laporan bahwa pohon indah ini tumbuh di Indonesia, yang keadaan alamnya tidak terlalu jauh berbeda dengan Filipina maupun Papua Nugini. Eucalyptus Pelangi atau Eucalyptus deglupta (Rainbow Eucalyptus) berasal dari hutan hujan Mindanao, yang merupakan pulau paling selatan dan timur pada kelompok pulau Filipina. Ini berarti bahwa pohon ini adalah tumbuhan tropis. Pohon ini tidak tahan pada cuaca dingin. Eucalyptus Pelangi tidak memproduksi minya aromatik seperti halnya kelompok pohon eucalyptus yang lain. Dikabarkan, pohon berwarna-warni ini juga tumbuh di Papua Nugini dan New Britain.
Belum ada laporan bahwa pohon indah ini tumbuh di Indonesia, yang keadaan alamnya tidak terlalu jauh berbeda dengan Filipina maupun Papua Nugini.
Editor : anthonius iwan, tribunnews.com Baca selengkapnya..
Langganan:
Postingan (Atom)