19/04/10

Jam Kerja tak Berlebih, Kunci Hidup Sehat dan Bahagia

Tuntutan sebagai masyarakat modern menjadikan individu kian sibuk dengan aktivitasnya. Dampak negatif yang muncul, sebagian masyarakat kota cenderung menganut paham individualis, jarang menghabiskan waktu bersama keluarga dan yang terparah, tingkat stres yang tinggi.

Hasil penelitian Cambrigde University menunjukan, pekerja yang tidak melulu memikirkan pekerjaan atau tidak terlalu ngoyo untuk bekerja melebih waktu standar bekerja cenderung bahagia dan tidak mengalami masalah pada kesehatannya.

Riset yang memakan waktu 5 tahun ini juga mengungkap antara laki-laki dan perempuan memiliki cara berbeda untuk merasa bahagia sekalipun keduanya memiliki dasar kebahagian yang berlandaskan pada orang-orang terdekat dan yang dicintainya. Pria lebih cenderung termotivasi mencari uang dan perempuan lebih condong menginginkan keluarga bahagia. Dari situlah, peneliti melihat faktor bahagia dan keluarga merupakan kunci kebahagiaan.

Hal itu yang melatari peneliti menyarankan kepada pemerintah untuk membuat aturan baru untuk membantu keluarga di Inggris menghabiskan waktu bersama. "Laki-laki dan perempuan, keduanya nampak terhubung dengan ide masing-masing tentang keinginan untuk membentuk kehidupannya, bahkan bakal jauh lebih besar dari yang kita perkirakan," ujar salah seorang peneliti, Anke Plagnol seperti dikutip Telegraph, Jumat (16/4).

Ia menambahkan harusnya pemerintah lebih peka, dengan memberikan waktu tambahan kepada setiap keluarga untuk berkumpul dan menghabiskan waktu secara berkualitas. "Pemerintah harusnya menambahkan tunjangan kepada anak-anak yang ditinggalkan ayah mereka," tegasnya.

Di Inggris, peneliti melibatkan 10.300 dewasa dari 5.500 kepala keluarga di seluruh inggris raya telah disurvei untuk mengetahui kualitas hidup mereka antara tahun 1997-2002. Mereka ditanyakan apa yang paling penting dalam hidup mereka, apakah kesehatan, keluarga dan keuangan.

Hasilnya, dari segi kesehatan, perempuan jauh lebih perhatian. Dari hasil survei, 57% perempuan melihat kesehatan lebih penting sedangkan pria hanya 50%nya yang peduli dengan kesehatan. Dari segi keuangan, 38% perempuan melihat penting sedangkan laki-laki hanya 33%. Terakhir, dari segi keluarga, laki-laki tidak melihat keluarga mendapat posisi penting lantaran hanya 38% pria yang melihat pentingnya arti keluarga. Berbanding dengan laki-laki, 49% perempuan melihat pentingnya arti keluarga.

Pemimpin riset, Professor Jaqueline Scott menyatakan laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan cara pandang terhadap kebahagian namun bila diperhatikan lebih dalam keduanya saling melengkapi. "Hasil riset melihat perlunya dukungan antar laki-laki dan perempuan dalam perhatian satu sama lain, karena itu akan memberikan manfaat beruka kualitas hidup yang lebih baik," pungkasnya. (Ririn Sjafriani-Republika)

0 komentar: